Well come....

Awenkanwani.blogspot.com

Sabtu, 15 September 2012

Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Induktif Siswa Kelas XI MA NW Montong Baan TP 2012/2013


A.    Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan  Menulis Paragraf Induktif Siswa Kelas XI MA NW Montong Baan TP 2012/2013
  1. Latar Belakang Masalah
       Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak kendala yang dihadapi guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar, baik yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas maupun yang berhubungan dengan prestasi yang ingin dicapai oleh siswa, dan hal ini tidak semudah yang kita bayangkan.
       Upaya meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam dunia Keguruan dan Kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian masih belum memberikan kepuasan dalam pencapaian hasil belajar siswanya, sehingga menuntut adanya perenungan dan pemikiran dalam mengatasi permasalah yang dihadapi, baik dari segi pelaksanaan pembelajaran di kelas, maupun perangkat pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan kinerja guru dalam upaya meningkatkan keterampilan  menulis.
Konsep Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada dua hal, yakni Bahasa Indonesia yang baik dan Bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa Indonesia yang memanfaatkan ragam secara tepat dan serasi menurut golongan penutur, situasi, dan jenis pemakainya. Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa Indonesia yang mengikuti kaedah yang telah dibakukan atau dianggap baku (Tata Bahasa Bahasa Indonesia, 1998). Atas dasar pengertian tersebut, Bahasa Indonesia yang benar  belum tentu Bahasa Indonesia yang baku, dan Bahasa Indonesia yang baku belum tentu benar.
Berkaitan dengan konsep Bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah, baik itu pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, tidak terlepas dari kondisi guru dan metode ataupun pendekat an yang digunakannya. Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa ia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis, ketidak sukaan ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan keluarga masyarakatnya serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang, padahal menulis merupakan salah satu keterampilan yang memang memerlukan proses, yakni pra-penulisan, penulisan, dan pasca penulisan.
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik.
 Henry Guntur Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Dalam mengajarkan siswa, yang perlu untuk diingat bahwa menulis merupakan aktifitas yang kompleks dan agak sulit untuk diajarkan. Oleh karena itu seorang guru harus memilih pendekatan dan metode yang tepat. Selain itu seorang guru juga harus menghadirkan kondisi yang menyenangkan bagi siswa serta mebuat situasi belajar menjadi situasi kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai suatu pendekatan yang membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, maka peneliti berfikir bahwa salah satu jalan yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar menulis adalah dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual sebagai pendekatan dalam mengajar. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan menganalisis pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap kemampuan siswa dalam menulis paragraf Induktif.
Sebagai masalah utama yang dilihat oleh peneliti pada siswa MA NW Montong Baan adalah sebagai mana pemaparan pada paragraf sebelumnya yaitu para siswa merasa tidak tahu untuk apa mereka menulis, dan  bagaimana dia harus menulis.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, guru mengharapkan menemukan pendekatan-pendekatan alternatif. Dengan hal itu, peneliti menawarkan Pembelajaran Kontekstual sebagai pendekatan untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pelajaran 2012/2013.
Dengan hal itulah peneliti ingin meneliti tentang efektivfitas pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf induktif pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pelajaran 2012/2013.
C.    Rumusan Masalah
       Bedasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.         Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan menulis paragraf Induktif pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan  tahun pelajaran 2012/2013?


D.    Batasan Masalah
       Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:
1.      Faktor-faktor yang diteliti meliputi :
a.       Pembelajaran kontekstual
b.      Kemampuan menulis paragraf induktif
2.      Penelitian ini terbatas pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pelajaran 2012/2013.
E.     Tujuan Penelitian
       Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan  menulis paragraf induktif pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pelajaran 2012/2013.
F.     Manfaat Penelitian
       Secara umum, manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis.
1.      Manfaat Teoritis
a.       Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
b.      Mengembangkan metode pembelajaran kontekstual khususnya dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia
c.       Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Guru: dapat mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b.      Membantu siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelajaran menulis.
c.       Bagi Siswa: lebih aktif dalam mempelajari Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran “menulis”.
G.    Sistematika Pembahasan
       Sistematika pembahasan dalam proposal ini sebagai berikut :
A.       Judul
B.       Latar Belakang Masalah
C.       Rumusa Masalah
D.       Batasan Masalah
E.        Tujuan Penelitian
F.        Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
2.      Manfaat Praktis
G.      Sistematika Pembahasan
H.      Tinjauan Pustaka
1.      Penegasan pengertian istilah
2.      Landasan Teori
I.         Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
2.      Populasi dan Sampel
3.      Data Penelitian
a.       Jenis dan Sumber Data
b.      Tehnik Pengumpulan Data
4.      Variable Penelitian
5.      Analisis Data
6.      Pengujian hipotesis
J.         Jadual Kegiatan
K.      Daftar Pustaka
H.    Tinjauan Pustaka
1.      Penegasan pengertian istilah
       Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang maksud dari proposal penelitian ini, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan penegasan istilah terlebih dahulu. Adapun istilah yang dipakai dalam judul skripsi ini adalah sebagai berikut:
a.       Pembelajaran Kontekstual
       Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Kemampuan Menulis
       Kemampuan diartikan sebagai potensi atau kecakapan yang dimiliki seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sedangkan menulis diartikan membuat huruf dengan pena, kapur dan alat tulis lainnya untuk menuangkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Jadi kemampuan menulis adalah kecakapan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan komunikasi atau penyampaian pikiran atau perasaan secara tidak lansung yaitu dengan cara membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk di baca oleh pembaca.
c.       Pengertian Paragraf
       Paragraf merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Paragraf merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
2.      Landasan Teori
a.       Pembelajaran Kontekstual
       Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya Johnson (2010:14).
       Sedangkan menurut Sanjaya (2005:109) “pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.
       Dapat ditarik kesimpulkan bahwa Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.         Komponen Pembelajaran Kontekstual
       Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu:
a)         Konstruktivisme yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
b)         Menemukan (inquiry) merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.
c)         Bertanya (Questioning) merupakan kegiatan yang dilaukan oleh guru mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
d)        Masyarakat belajar (Learning community) yaitu hasil belajar yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain melalui komunikasi.
e)         Pemodelan (Modeling) dalam pelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang ditiru.
f)          Refleksi (Reflection) merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari.
g)         Penilaian yang sebenarnya (Authentic assessment) merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
2.         Prinsip-Prinsip Pembelajaran kotekstual
       Dalam penerapannya, pembelajaran kontekstual memiliki tiga prinsip yang perlu diperhatikan guru adalah sebagai berikut:
a.          Belajar menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relatif permanen
b.         Anak didik memiliki potensi, gandrung dan kemampuan yang merupakan benih kodrati untuk ditumbuhkembankan tanpa henti
c.          Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alamilinear sejalan proses kehidupan. Jhonson (2010:18)
2.      Strategi Pembelajaran Kontektual
       Strategi pembelajaran yang berasosiasi dengan pendekatan kontekstual yaitu:
a)         Pengajaran berbasis problem
b)         Pengajaran menggunakan konteks yang beragam
c)         Pengajaran mempertimbangkan kebhinekaan siswa
d)        Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
e)         Pengajaran melalui kolaborasi
f)          Menggunakan penilaian autentik
g)         Mengejar standar tinggi. Jhonson (2010:21)
b.      Kemampuan menulis
       Kemampuan menulis merupakan sebuah prasa yang berasal dari dua kata yakni kemampuan dan menulis. Kedua kata tersebut jelas memiliki makna tersendiri tanpa ada kaitan sama sekali. Akan tetapi kedua kata tersebut menjadi satu kesatuan makna menimbulkan arti  yang sedikit banyaknya menjadi saling berhubungan dan berkaitan.
       Kemampuan dalam KBBI (2005:707) kemampuan di artikan sebagai kesanggupan; kecakapan. Sedangkan menulis dalam KBBI (2005:1219) yakni membuat hruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb) atau dapat juga diartikan melahirkan pikiran atau perasaan (seperti: mengarang, membuat undangan, dsb). Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah kecakapan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan komunikasi atau penyampaian pikiran atau perasaan secara tidak lansung yaitu dengan cara membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk di baca oleh pembaca.
3.      Pengertian Paragraf
       Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sedangkan menurut Akhadiah dkk (1999: 144) Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
       Dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.


I.       Metode Penelitian
       Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang ilmiah untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian dengan menggunakan tata cara keilmiahan, dengan prosedur tertentu yang mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Metodelogi penelitian juga merupakan aktifitas observasi dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan guna memecahkan suatu persoalan.
1.         Jenis Penelitian
       Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimental. Menurut Syamsudin (2006:150) Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistimatis dan logis untuk menjawab pertanyaan: ”Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?”. Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja.
2.         Populasi dan Sampel
       Pada bagian ini, peneliti menggambarkan tentang populasi dan sampel dari penelitian ini.
a.       Populasi
       Adapun yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Suharsini Arikunto, 2010:110) Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Penelitian mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya Margono dalam bukunya “Metodologi Penelitian Pendidikan” mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
       Dari  pendapat para pakar diatas dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek dan data penelitian yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang menjadi perhatian peneliti. Populasi dari penelitian ini, mencakup semua siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pembelajaran 2012/2013 dimana, siswanya terdiri dari dua kelas yaitu kelas XIA dan Kelas XIB
b.      Sampel
       Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi, dapat dipahami bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang berfungsi sebagai contoh untuk menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
       Adapun yang menjadi sampel penelitian yaitu semua kelas XI yang dimana satu kelas sebagai kelas eksperiment dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Adapun teknis dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan tes. Tes tersebut diberikan kepada kedua kelas tersebut yaitu kelas experiment dan kelas kontrol. kelas experiment belajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan kelas kontrol tidak menggunakannya. Peneliti mengintruksikan siswa untuk membuat paragraf induktif.
3.         Data Penelitian
a.       Jenis dan Sumber Data
       Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan jenis sumber data sebagai berikut:
1.         Data primer meliputi tanggapan responden (siswa kelas XI) sehubungan dengan kemampuan menulis paragraf induktif
2.         Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari kepala sekolah, guru, TU dan obyek terkait lainnya.
b.      Teknik Pengumpulan Data
       Dalam mengumpulkan data dari kemampuan menulis siswa, peneliti memberikan tes. Siswa-siswa tersebut diminta untuk menulis topik tertentu yang mereka kenal atau yang biasa dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes tersebut adalah sembilan puluh menit dan hasilnya dianalisis untuk mendapatkan data siswa tentang prestasi menulis.
       Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kontekstual untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis paragraf induktif. Setelah siswa melakukan instruksi di atas, peneliti memberikan penilaian terhadap hasil siswa tersebut. Adapun yang dinilai adalah: isi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanisme.
Tabel  pedoman pensekoran  
Aspek Penilaian
Kualitas
Bobot
Isi
Sangat Baik
27-30

Baik
22-26

Kurang
17-21

Sangat kurang 
13-16
Kepaduan 
Sangat Baik
1- 20

Baik
14-17

Kurang
10-13

Sangat kurang 
7-9
Kosakata
Sangat Baik
18-20

Baik
14-17

Kurang
10-13

Sangat kurang 
7-9
Tata Bahasa
Sangat Baik
22-25

Baik
18-21

Kurang
11-17

Sangat kurang 
5-10
Mekanisme 
Sangat Baik
5

Baik
4

Kurang
3

Sangat kurang 
2
Total Skor
34-100
4.      Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didevinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Sugiyono, 2009:38) maka Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari seseorang obyek yang mempunyai variasi. Sesuai dengan teroitis diatas, yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)         Variabel Bebas  X (Independen Variable)
       Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (sugiyono, 2009:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran Kontekstual CTL (Contektual Teaching and Learning)
b)         Variabel Terikat Y (Devenden Variable)
       Variabel ini sering disebut sebagai variabel output atau yang biasa disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (sugiyono, 2009:39). Dalam peneltian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan menulis.
5.      Analisis Data
       Dalam penelitian ini dikenal dua jenis analisa data yaitu analisa statistik dan analisa non statistik. Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah analisa data statistik dengan penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal, karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
       Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa analisis data adalah suatu proses pengorganisasian dan mengurut data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dengan demikian, maka teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah analisis data statistik dengan “rumus t-test”.
6. Pengujian Hipotesis
       Korelasi product moment untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan dua variabel menggunakan rumus sebagai berikut: 
Keterangan:
rxy           = kooefesien korelasi antara x dan y
xy           = produk dari x kali y
x2            = deviasi dari  nilai pada variabel x di kuadratkan
y2            = deviasi dari nilai pada variabel y di kuadratkan
       Setelah itu dilanjutkan dengan uji t-tes untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan menulis paragraf induktif antara siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran kontekstual dengan yang tidak.
Keterangan :
Mx          = skor rata-rata untuk kelompok  kontrol
My          = skor rata-rata untuk kelompok eksperimental
N            = jumlah siswa
X                        = deviasi dari kelompok kontrol
Y            = deviasi dari kelompok eksperimental.
Selanjutnya kriteria yang digunakan adalah:
a.       Jika t-tes > t-tabel pada p = 0,05, Ho (Null Hypotesis ) ditolak. Itu artinya bahwa skor rata-rata dari kelompok eksperimental lebih tinggi daripada kelompok control.
b.      Jika t-tes > t-tabel pada p = 0,05, Ho (Null Hypotesis ) diterima. Itu artinya bahwa skor rata-rata dari kelompok eksperimental lebih rendah daripada kelompok control.


J.      Jadual Kegiatan Penelitian
NO

Kegiatan Penelitian
BULAN
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Persiapan
X















2
Surve Lokasi Penelitian
X















3
Penyusunan Proposal

X
X
X












4
Konsultasi Proposal




X
X
X
X








5
Melaksanakan Penelitian








X
X
X





6
Penyusunan Hasil Penellitian











X
X
X
X


Jadual Penelitian ini bersifat kondisional.