BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Menulis merupakan salah satu dari keterampilan
berbahasa yang harus diajarkan siswa mulai dari SD sampai dengan perguruan
tinggi. Dengan adanya aturan di atas seharusnya siswa SMP kelas VII
sudah dapat menulis pengalaman pribadi, menulis surat pribadi, menulis
kembali dongeng yang telah didengarkan dengan sistematika dan ejaan yang tepat.
Namun kenyataan di kelas berbeda dengan tujuan tersebut. Hampir setengah
dari jumlah siswa setiap kelasnya belum mampu mengembangkan idenya dalam
tulisan pengalaman pribadi dengan runtut. Siswa masih banyak menulis dengan ide
yang meloncat-loncat. Padahal pengalaman pribadi yang dialaminya merupakan
kenyataan nyata dalam hidupnya. Siswa mengalami kebuntuan dalam menulis
pengalaman pribadi tersebut dikarenakan guru belum membimbing secara intensif
pada tahapan-tahapan menulis tersebut. Ejaan masih banyak mengalami kesalahan.
Hal itu dikarenakan bimbingan guru secara rutin belum pernah dilakukan
sehingga para siswa selalu berbuat kesalahan pada saat menulis tersebut.
Apalagi para guru selain mata pelajaran bahasa Indonesia sering menulis
dengan ejaan yang kurang benar.
Menurut hasil wawancara guru sebagai peneliti dengan para
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sikur menyatakan bahwa para siswa mengalami
kesulitan karena konsep dasar menulis belum pernah diajarkan baik di SD
maupun ketika di SMP. Guru jarang membimbing menulis dengan
arahan-arahan secara rutin dalam proses pembelajaran dan jarang
melihat siswa yang sedang menulis di kelas. Sebagian besar guru di SD dan SMP
Negeri 1 Sikur memeberi tugas menulis pada siswa. Guru hanya duduk di depan
kelas atau guru meninggalkan kelas untuk mengerjakan tugas-tugas lain di luar
PBM. Hal seperti ini dilakukan secara terus menerus sampai siswa kelas IX. Ini
terbukti angket yang peneliti edaran pada semua siswa kelas VII, VIII, dan IX,
ternyata 95 % siswa mengatakan guru tidak pernah membimbing menulis
dalam proses pembelajaran di kelas.
Selain siswa belum mampu menulis pengalaman pribadi yang
paling mengesankan, siswa kelas VII juga belum bisa menulis surat pribadi
dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Hal ini terjadi karena siswa
menulis surat pribadi hanya berdasarkan contoh-contoh yang ada. Guru jarang
membimbing siswa menulis surat pribadi secara kretif. Siswa belum
diberi kepercayaan menulis surat pribadi dengan kreativitasnya sendiri.
Karena demikian guru perlu mengarahkan siswa agar mau menulis surat
pribadi dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan kreatif. Hal seperti itu
bisa dilakukan oleh siswa jika guru membimbing siswa secara rutin dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Ditjen Mandikdasmen Depdiknas (2006:7) siswa
SMP harus mampu menulis pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara
pengungkapan dan bahasa yang efektif, dan mampu menulis surat pribadi dengan
memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa. Berdasarkan itu, guru wajib
melaksanakan pembelajaran yang bisa mengarah pada tercapainya tujuan yang
disyaratkan oleh Depdiknas tersebut. Karena berdasarkan pada pengalaman yang
sudah didata pada siswa yang sekarang kelas VIII dan kelas IX maka guru
kelas VII berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan sebuah
teknik yang mengarah pada bimbingan siswa secara kontinyu.
Bimbingan siswa secara kontinyu
dalam proses menulis di kelas pada penelitian ini menggunakan teknik menulis
semiterpimpin. Peneliti menggunakan teknik ini karena dianggap cocok dan
sesuai dengan permasalahan yang ada dalam kegiatan menulis di SMP Negeri 1
Sikur. Adapun judul penelitian ini adalah Peningkatan Menulis Melalui Teknik
Semiterpimpin Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sikur Tahun Pelajaran 2010/2011.
- Rumusan Masalah
Secara umum masalah penelitian ini
adalah ”Bagaimanakah meningkatkan pembelajaran menulis siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sikur dengan teknik menulis semiterpimpin?
Secara
terperinci rumusan penelitian itu sebagai berikut:
1) Bagaimanakah meningkatkan menulis
siswa kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin pada tahap
pengedrafan?
2) Bagaimanakah meningkatkan menulis
siswa kelas VII dengan teknik menulis semiterpimpin pada tahap perevisian?
3) Bagaimanakah meningkatkan menulis
siswa kelas VII dengan teknik menulis semiterpimpin pada tahappempublikasian?
- Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini
adalah ingin mendiskripsikan cara meningkatkan pemelajaran menulis siswa
kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin. Adapun tujuan secara khusus
adalah:
- Ingin
mendeskripsikan peningkatan menulis siswa kelas VII dengan teknik
menulis semi terpimpin pada tahap pengedrafan.
- Ingin
mendeskripsikan peningkatan menulis siswa kelas VII dengan teknik
menulis semi terpimpin pada tahap perevisian.
- Ingin mendeskripsikan
peningkatan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semi
terpimpin pada tahap pembublikasian.
- Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru atau yang lain. Manfaat tersebut
bisa secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi teori pembelajaran menulis pengalam pribadi dan
menulis surat pribadi di kelas VII SMP. Secara praktis, penelitian ini dapat
memberi sumbangan informasi kepada para guru tentang pembelajaran keterampilan
menulis pengalam pribadi dan menulis surat pribadi di kelas VII SMP dengan
teknik menulis semiterpimpin.
- Ruang
Lingkup Penelitian
Penelitian ini berada dalam lingkup
pengajaran, yang di dalamnya ada berbagai variabel yang terlibat.
Variabel-variabel itu akan mempengaruhi jalannya penelitian ini. Karena terlalu
banyaknya variabel, peneliti membatasi pada lingkup yang lebih sempit. Sesuai
dengan masalah penelitian di atas maka ruang lingkup penelitian ini terfokus
pada variabel proses dan variabel hasil pembelajaran membaca. Variabel proses
mencakup perilaku guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran,
mengajarkan keterampilan menulis pengalaman pribadi dn surat pribadi dan
perilaku siswa dalam proses menulis kreatif tersebut..
Berdasarkan
cakupan variabel proses, variabel hasil, dan berdasarkan masalah
penelitian tersebut, ruang lingkup ini dibatasi pada hal-hal berikut.
- Aspek
pembelajaran yang diteliti meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
- Keterampilan
menulis yang diteliti ditekankan pada menulis pengalaman pribadi, dan
menulis surat pribadi.
- Pembelajaran
menulis menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi ditekankan
pada pelaksanaan tahap pengedrfan, tahap perevisian, dan pada tahap
pempublikasian.
- Asumsi
Penelitian
Asumsi yang dijadikan landasan
pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
- Kemampuan
menulis pengalaman pribadi dan surat pribadi sudah pernah diajarkan di
kelas VI SD/MI.
- Teknik
menulis semiterpimpin dapat diterapkan pada siswa kelas VII SMP.
- Siswa
sudah mengenal komposisi surat pribadi
- Siswa
sudah mengenal ejaan yang disempurnakan
- Kajian
Pustaka
7.1 . Pengertian Menulis
Menulis merupakan kegiatan produktif
yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan
sebagai mediumnya. Pesan tersebut berupa isi atau muatan yang terkandung
dalam suatu tulisan. Menurut Akhadiyah (1997:8) menulis tersebut mengandung
unsur komuniksai, proses berpikir, tulisan sebagai mediumnya dan merupakan
penyampai gagasan penulis kepada khalayak.
7.2 Kreativitas
Berdasarkan makna leksikal,
kreativitas berarti daya cipta atau kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu (Depdikbud, 1995:530). Karena kreativitas merupakan konsep
yang luas dan berdemensi yang sangat luas maka pengertian kreativitas tersebut
bermacam-macam. Tentang definisi kreativitas tersebut di antaranya adalah
pendapat Rhodes dalam Munadar (1999:24-24) mengatakan bahwa kreativitas adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasikan dari mewujudkan potensi dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan
mengaktifkan semua kemampuan organisme. Moustakas (1967) dalam Munandar (1999:24)
kreativitas merupakan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungannya diri sendiri,
dengan alam dan dengan orang lain. Percy (1982:10) kreativitas
merupakan respon individual atas gagasan, imaji, suara, hubungan, dan simulasi
lain yang ditemukan pada lingkungan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.
Selain
berdasarkan pendapat di atas, sastrawan
Lubis (1997:53) mengatakan bahwa kreativitas seorang
sastrawan adalah kemampuan untuk menyuling manusia dan kehidupannya, pengalaman
masyarakatnya, sejarah bangsanya dan negerinya, lingkungan hidupnya, kebudayaan
dan sistem nilai bangsanya baik yang homogin maupun yang beragam-ragam,
dan kemudian menuangkannya dalam kerangka ciptaannya, berbentuk puisi atau
prosa, dan menandai ciptaannya ini dengan citra kepribadiannya, keyakinannya,
kejujurannya, nilai-nilai yang dipegangnya, keberaniannya, kebenarannya, dan
rasa keindahannya. Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menganggap bahwa
kreativitas seorang penulis sangat dibutuhkan karena mereka akan mencari
saripati kehidupan sosial masyarakat dan dituangkan dalam karya kreatifnya. Di
samping itu, penulis yang kreatif juga harus berani mengungkapkan sesuatu
yang baru walaupun banyak yang menentang. Sebagaimana pendapat Wycoff
dalam Marzuki (2002:44) kreativitas adalah “baru”: suatu cara melakukan sesuatu
dengan berbeda: “unik”:”berbeda”;”lebih baik”. Pengertian tersebut jika
disederhanakan baru dan bermanfaat.
Semua orang mempunyai kreativitas, termasuk
anak-anak. Kreativitas siswa SMP barang tentu berbeda dengan mahasiswa.
Siswa yang tidak kreatif pada dasarnya karena kurang bisa memanfaatkan
potensi dirinya. Menurut Moslow dalam Wycoff (1991:47) orang/siswa yang
ingin menggunakan seluruh potensinya dalam rangka memaksimalkan kreativitasnya
harus memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah: (1) menerima kenyataan
dengan akurat dan objektif: menerima, bahkan menyukai keambiguan; dan tidak
takut terhadap hal yang belum dikenalnya, (2) menerima diri sendiri, orang
lain, serta sifat manusia, (3) spontan, alami, dan murni, (4) beroreintasi pada
masalah (bukan orientasi pada diri sendiri), tidak egois, memiliki filsafat
hidup, dan mungkin misi dalam hidup, (5) lebih membutuhkan privasi dan kesendirian
daripada orang pada umumnya; mampu berkonsentrasi penuh, (6) mandiri, merasa
puas dengan diri sendiri dan swatantra; tidak terlalu memutuhkan pujian dan
popularitas, (7) mampu meghagai pengalaman yang biasa dan sederhana; punya
semangat hidup, (8) memiliki rasa humor yang tinggi, dan memiliki kemampuan
mengatasi stres, memiliki (dan menyadari) “saat-saat puncak” yang
kaya hidup dan bermanfaat––saat-saat kegembiraan yang amat sangat, (9)
memiliki rasa persaudaraan mendalam dengan seluruh umat manusia; penuh dengan
kebaikan, altruistik (mementingkan orang lain), (10) membentuk ikatan
persahabatan yang kuat dengan orang dalam jumlah yang relatif sedikit;
mampu mencintai dengan lebih dalam, (11) demokratis tak berburuk sangka, timbul
dari hati yang dalam, (12) beretika kuat dan bermoral dengan cara-cara yang
khas (tidak harus selalu secara konvensional; dapat menikmati, baik
bekerja untuk mencapai hasil maupun hasil yang dicapai itu
sendiri; sabar, pada umumnya, (13) memiliki rasa humor mendalam dan penuh
filsafat, yang bersifat membangun, bukannya menjatuhkan, (14) kreatif,
orisinal, memiliki daya cipta dengan pandangan yang segar, langsung, sederhana,
dan apa adanya terhadap hidup; cenderung kreatif dalam melakukan berbagai
hal––tetapi takterus selalu memiliki bakat yang hebat, (15) mampu melepaskan
diri dari pengaruh budaya; mampu membandingkan berbagai budaya secara objektif,
dan tahu kapan harus mengikuti atau meninggalkan suatui kebiasaan. Dengan
demikian, orang/anak akan dapat kreatif jika mampu mengaplikasikan lima belas
ciri tersebut di atas.
Adapun Wycoff (1991:49) hanya
menyebutkan empat ciri orang yang kreatif, di antaranya adalah: (1)
keberanian––orang kreatif berani menghadapi tantangan baru dan bersedia
menghadapi resiko kegagalan. Mereka penasaran ingin mengetahui apa yang akan
terjadi, (2) ekspresif––orang kreatif tidak takut menyatakan pemikiran dan
perasaan. Mereka mau menjadi dirinya sendiri, (3) humor–– homor berkaitan erat
dengan kreativitas, (4) intituitif–– orang kreatif menerima intuisi sebagai
aspek wajar dalam kepribadiannya.
7.3 Kemampuan Mengolah Bahasa
Melalui kreativitas, penulis selalu berusaha merekayasa
penggunaan bahasa secara optimal agar tercipta pemakaian bahasa yang bergaya
dan efektif serta berbeda dengan gaya pemakaian bahasa penulis yang
lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Percy (1981:115) yang menyatakan bahwa
kegiatan menulis kreatif yang dilakukan terus-menerus sangat membantu
pengembangan kemampuan seseorang untuk menggunakan dan menguasai bahasa sebagai
alat ekspresi dan berkomunikasi verbal dan nonverbal. Pembahasan tentang
pengolahan bahasa juga berdasarkan pendapat Kayam (1988) menyebutkan
sebagai bahasa yang khusus ditemukan, diciptakan, dikembangkan
untuk menceritakan dan menjelaskan dunia rekaan (dunia sastra) yang abstrak dan
di luar jangkauan pembacanya.
Kreativitas mengolah bahasa
dalam dunia sastra sangat bergantung pada kemampuan sastrawan/penulis
dalam menggunakan kata-kata dalam bahasa itu. Semakin kaya kosakata,
penulis semakin kreatif dalam mengembangkan kreativitas menulisnya.
Cerita hasil tulisann orang kreatif lebih berkesan dan menarik pembaca
untuk menikmati secara keseluruhan karya tersebut. Berbeda dengan hasil karya
orang yang kurang kreatif.
7.4 Menulis Semiterpimpin
Menulis merupakan suatu
kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya
(Akhdiah, 1997:1.3). Karena itu menulis itu sulit oleh sebab itu, kegiatan
menulis perlu mendapat bimbingan dari guru. Menurut Widyamartaya (1990:9)
pengetahuan dan keterampilan menulis dapat dibagi menjadi tiga.
Pertama, subtansi bahan yang berupa ide, pengorganiosasian dan bahasa, kedua,
strategi penyampaian ide, ketiga gaya yang di antaranya adalah ejaan,
pilihan kata, pilihan kata, hubungan kata, susunan kalimat, susunan paragraf,
hubungan paragraf.
Teknik menulis semiterpimpin dalam
penelitian ini adalah teknik menulis dengan disediakannya panduan carta agar
siswa mudah menuangkan ide. Dengan bantuan teknik ini diharapkan siswa
mengalami kemudahan di dalam menuangkan ide ke dalam paragraf.
- Metode
Penelitian
8.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian tindakan, yang pemfokusannya dilaksanakan dalam kegiatan di kelas
sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas. Tujuan utama
penelitian ini ingin mendeskripsikan kemampuan siswa dalam pembelajaran di
kelas, terutama deskripsi peningkatan kualitas pembelajaran menulis
kreatif di kelas. Guru akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswanya jika
guru tersebut mau melihat kembali pembelajaran yang diberikan kepada siswanya.
Mampu tidaknya siswa dalam pembelajaran itu sangat bergantung pada tindakan
guru. Tindakan guru seperti itu bila dicatat, kemudian
direfleksikan kembali permasalahannya maka guru tersebut dapat dikatakan
pula sebagai penelitian tindakan kelas sebab penelitian tindakan kelas
menurut Carr dan Kemmis (dalam McNiff, 1992:2) adalah suatu
bentuk penelitian refleksi diri (self-reflective) secara kolektif
yang melibatkan partisipan (guru, siswa, kepala sekolah) dalam situasi sosial
(termasuk pendidikan) dengan tujuan untuk mengembangkan
rasionalisasi dari praktik pendidikan yang sedang dialami guru.
Selain pendapat di atas, Elliot
(1991:60) mengatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu
kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
praktik. Ini dimaksudkan untuk memberi penilaian terhadap prektik yang
dilakukan dalam situasi konkret. Adapun McNiff (1992:4) mengatakan bahwa
penelitian tindakan merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan
melalui perubahan dengan mendorong guru untuk menyadari praktik mengajar
mereka, kritis terhadap praktik mengajar yang dilakukan, dan siap terhadap
perubahan.
Penelitian tindakan pada
penelitian ini terfokus pada rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.
Berdasarkan itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran
menulis kreatif dan meningkatkan hasil pembelajaran menulis yang terjadi
pada situasi kelas yang konkret. Di samping tujuan di atas, diharapkan pula penelitian
ini dapat menghasilkan interpretasi dan penilaian terhadap praktik
yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar kritis yang terjadi di dalam
kelas.
Prosedur penelitian tindakan terdiri
atas beberapa tahap. Menurut pendapat Kurt Lewin (dalam Sukamto,2000:11),
setiap siklus penelitian tindakan selalu ada aktivitas dasar, di
antaranya adalah: identifikasi ide awal, analisis, menemukan masalah umum,
perencanaan umum tindakan, mengembangkan langkah tindakan pertama, melaksanakan
langkah tindakan pertama, mengevaluasi dan merevisi perencanaan umum.
Berdasarkan siklus dasar ini, peneliti mengadakan perbaikan-perbaikan
yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Tindakan seperti itu dilakukan
terus-menerus sampai ada perbaikan.
Berdasarkan pendapat Lewin
itu, penelitian ini dirancang dengan langkah-langkah yang meliputi: studi
pendahuluan, persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi.
Langkah-langkah tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut. Langkah awal kegiatan penelitian ini dimulai dari
identifikasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran, baik permasalahan yang
ada dalam siswa, guru, maupun dalam proses perencanaan. Setelah itu,
diadakan analisis hasil permasalahan dan diperoleh temuan bahwa strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga kurang bisa
mengembangkan kemampuan menulis secara maksimal. Berdasarkan temuan
itu, peneliti bersama-sama guru menyusun rencana tindakan untuk
diterapkan dalam pembelajaran menulis. Perencanaan tindakan kelas disusun
bersama antara guru dan peneliti, yang berupa tujuan pembelajaran, satuan
pelajaran, rencana pembelajaran, penilaian, bahan atau materi yang digunakan
dalam pembelajaran. Rencana tindakan itu dilaksanakan dalam siklus-siklus
pembelajaran. Setelah selesai tindakan setiap siklusnya, peneliti dan
guru mengadakan refleksi untuk menentukan dasar tindakan perbaikan pada
pelaksanaan siklus berikutnya hingga tujuan penelitian tercapai. Secara
terperinci, alur penelitian ini diuraikan pada bagian berikut ini.
8.1.1 Identifikasi Awal dan Setting Penelitian
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada saat
pembelajaran membaca di kelas VII SMP Negeri 1 Sikur Kabupaten Lombok Timur Identifikasi
awal ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran menulis, terutama kegiatan menulis pengalaman pribadi
dan menulis surat pribadi di kelas VII
Adapun tempat penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 1
Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Subjek penelitian ini meliputi guru dan
siswa kelas VIIA, VIIB, dan VIIC, VIID.
Adapun pengalaman guru sebagai peneliti dan kolaborator dalam
penelitian ini sebagai berikut. (1) Rusman, S.Pd. sebagai guru kelas IXA,
yang pengalaman mengajar di sekolah ini sudah mencapai 4 tahun. Guru
tersebut sebelumnya sudah berpengalaman mengajar di MTs dan di MA, beliau
adalah sarjana (S1) dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP
Mataram. (2) Trini Kusdi Ningsih., S.Pd sebagai guru kelas VIII,
yang pengalaman mengajar di SMP Negeri 1 Sikur sudah mencapai 10
tahun. Latar belakang guru kelas IIIB tersebut adalah Sarjana (S1)
dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNRAM. (3) Lukman, S.Pd.
sebagai guru kelas VII di SMP 1 Sikur. Pengalaman mengajar di SMP Negeri 1
Sikur sudah 15 tahun. Sebelum mengajar di SMP ini, guru tersebut mengajar di
MTs NW Sikur. Ketiga guru tersebut berkolaborasi dalam pengajaran di kelas
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Pemilihan SMP Negeri 1 Sikur ini
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut. Pertama, SMP Negeri 1
Sikur merupakan salah satu sekolah yang mengikuti ulangan umum bersama di
kabupaten Lombok Timur, yang nilai keterampilan menulis siswa kelasVII pada
kelompok yang paling bawah. Kedua, SMP Negeri 1 Sikur, Sikur
lokasinya di daerah perbatasan kabupaten dan siswa yang belajar di SMP
itu berlatar belakang yang berbeda-beda. Dengan adanya latar belakang
yang berbeda-beda itu perlu adanya penanganan proses belajar mengajar
yang tepat, baik berkaitan dengan perancanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Ketiga,
tenaga guru yang berlatar belakang bahasa Indonesia tiga guru tetap,
satu guru bantu, dan satu guru kontrak. Semua guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Sikur tersebut berijazah S1.
8.1.2 Persiapan Penelitian
Untuk meningkatkan proses
menulis pengalaman pribadi dan menulis pribadi dan produknya dengan
teknik menulis semiterpimpin, peneliti sebagai guru mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP Negeri 1 Sikur perlu mengadakan perencanaan pembelajaran yang
tepat dengan mempertimbangkan lingkungan sekolah, dan pengalaman siswa. Untuk
itu, peneliti, guru dan kolaburator merencanakan tindakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
- Perumusan
tujuan pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi.
Perumusan TPK itu dibuat dalam satuan pelajaran, dan rencana pembelajaran.
- Penyusunan
skenario pembelajaran dengan teknik menulis semiterpimpin untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
8.1.3 Siklus Penelitian
Penelitian ini direncanakan
tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri atas dua pertemuan. Pertemuan kedua
merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Setiap pertemuan direncanakan
dengan durasi waktu 2 x 40 menit. Adapun rencana tindakan pada siklus
pertama sebagai berikut.
Pertemuan
Pertama (2 x 40 menit)
Tahap
Pengedrafan
- Guru
memotivasi siswa untuk menemukan tema/topik yang paling mengesankan.
- Siswa
menulis pokok-pokok pengalaman pribadi yang mengesankan.
- Siswa
dan guru mendiskusikan urutan pokok-pokok pengalaman tersebut
- Siswa
menulis pengalaman pribadi yang paling mengeankan dengan pilihan kata dan
ejaan
- Siswa
berdiskusi tentang penggunaan pilihan kata dan ejaan dengan menggunakan
karta yang sudah disiapkan oleh guru
- Guru
membimbing siswa dalam menulis draf dengan karta tersebut
Pertemuan
Kedua ( 2 x 40 menit)
Tahap
Perevisian
- Guru
memberi pengarahan tentang tata cara perevisian
- Siswa
mendapat bimbingan menulis dengan arahan guru dalam proses pembelajaran
- Siswa
mencocokkan penulisan dengan karta yang sudah disiapkan guru, terutama
penulisan kata dan ejaan
- Siswa
mendiskusikan kembali tulisan yang selesai ditulis.
- Siswa
dibimbing guru dalam perevisian tulisan
- Siswa
merencanakan pempublikasian tulisan di madding.
8.1.4 Refleksi
Guru sebagai peneliti,
dan kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan dan
menyimpulkan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh
berupa temuan tingkat efektivitas pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan
menulis surat pribadi dengan teknik menulis semiterpimpin, .
8.2 Data Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan
menguraikan data penelitian yang meliputi data proses, yang meliputi proses
pembelajaran pada tahap pengedrafan, tahap perevisiandan tahap pempublikasian,
data hasil pembelajaran, yang berkaitan dengan hasil mengerjakan tugas pada
saat proses pembelajaran dan hasil evaluasi belajar, serta subjek penelitian
yang meliputi guru, yang membimbing siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman
pribadi dan menulis surat pribadi dengan peta semantik.
8.2.1 Data
Data penelitian meliputi data
perencanaan, data pelaksanaan pembelajaran, dan data evaluasi. Data perencanaan
pembelajaran berupa dokumen persiapan pembelajaran yang dibuat secara
kolaboratif antara guru dan kolaborator. Data perencanaan meliputi
perumusan tujuan, kegiatan belajar-mengajar termasuk materi dan media,
dan evaluasi pembelajaran. Data ini dikumpulkan sebelum pembelajaran. Data
pelaksanaan pembelajaran berupa deskrepsi pembelajaran selama kegiatan belajar
mengajar. Data tersebut akan terekam dalam catatan lapangan.
Data hasil belajar diambil dari
hasil siswa menulis, yang pelaksanaannnya dilakukan dalam proses
belajar mengajar, terutama setiap pertemuan kedua dan ketiga setiap siklusnya.
Yang termasuk data-data tersebut berupa proses pengemabangan karangan, hasil
menulis pertama (sebelum direvisi), hasil menulis setelah direvisi.
Data perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi dikumpulkan dalam waktu pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.
Data-data itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam
pembelajaran.
3.2.2 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam
penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan instrumen utama dan
instrumen penunjang. Instrumen utama adalah peneliti, sebagaimana yang
dinyatakan oleh Bogdan dan Biklen (1982) bahwa peneliti adalah orang yang
paling mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya. Adapun instrumen
penunjang adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dokumen tasi dan foto
(Moleong, 1995:153).
Pedoman observasi digunakan untuk
menjaring data dalam proses belajar mengajar. Peneliti akan lebih mudah
mengamati aktivitas guru dan siswa bila sudah disiapkan pedoman
observasinya. Aktivitas yang dijaring dalam pedoman observasi ini berupa interaksi
guru terhadap siswa, siswa terhadap temannya, dan siswa terhadap bahan
pembelajaran.
Catatan lapangan digunakan untuk
mendeskripsikan segala yang dilihat, didengar, dirasakan, dan
dipikirkan selama dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan
menulis pribadidengan peta semantik/peta pikiran/peta semantik. Selain
itu, catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hasil refleksi dari peneliti
dan kolaborator. Kolaborator akan mencatat semua kejadian yang ada dalam proses
pembelajaran dan refleksi.
Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang rencana pembelajaran di kelas. Dokumentasi ini
berupa program satuan pembelajaran. Selain itu, dokumentasi yang berupa LKS,
hasil kerja siswa dalam menyusun pertanyaan, menjawab pertanyaan, menceritakan
kembali isi bacaan dalam proses pembelajaran, yang digunakan menjaring
data kerja siswa selama proses pembelajaran. Foto digunakan untuk
mendokumentasikan data tentang peristiwa yang terjadi dalam proses menulis
kreatif dengan peta semantik/peta pikiran/peta semantik. Semuaperistiwa yang
terjadi di kelas dalam pembelajaran itu difoto, baik peristiwa siswa menentukan
topik atau fokus menulis di tengah selembar kertas, menentukan kata-kata kunci
yang bersumberkan dari fokus, berdiskusi, menetapkan peta semantik yang akan
dikembangkan mencadi karangan, menulis, merevisi karangan, dan mempublikasikan
karyanya.
8.3 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan
kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hal ini
berdasarkan pendapat Rofi’uddin (1998:36) analisis data kualitatif dapat
bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Berdasarkan pendapat
itu, analisis data dilakukan selama proses pembelajaran. Setelah
data terkumpul, peneliti menganalis, mereduksi, dan menyimpulkan data itu.
Pengumpulan data dilakukan setiap siklus penelitian tindakan kelas. Dengan
adanya penyimpulan setiap siklus, peneliti akan lebih memahami proses
tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Akhirnya guru dan peneliti
memutuskan perencanaan siklus berikutnya.
Pedoman yang digunakan analisis data
dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Rofi’uddin (1998:36), yang
langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) menelaah seluruh data yang telah
dikumpulkan, (2) mereduksi data, yang di dalamnya melibatkan kegiatan
pengkatagorian dan pengklasifikasian, (3) menyimpulkan dan verifikasi.
Data penelitian yang telah terkumpul
baik melalui observasi, pencatatan, dan dokumentasi ditelaah oleh peneliti dan
guru. Proses penelaahan data diawali dengan transkripsi data hasil pengamatan,
kemudian menganalisis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan. Penelaahan data
tersebut dilakukan secara menyeluruh sejak awal data dikumpulkan sampai seluruh
data penelitian terkumpul.
Reduksi data dilakukan peneliti
setelah data terkumpul. Kegiatan reduksi data meliputi pengkatagorian dan
pengklasifikasian data. Setelah diklasifikasikan dan dikelompokkan dilanjutkan
pada penyimpulan. Untuk mempermudah penyimpulan data, peneliti
menyederhanakan data itu dengan cara membuat ringkasan, memberi kode, membuang
data yang tidak perlu, dan pengaturan masalah sesuai dengan permasalahan yang
ada dalam penelitian tindakan kelas ini. Data tersebut dipilah-pilah
berdasarkan fokus siswa, dan guru dalam pra menulis, saat penulisan, dan pascapenulisan.
Data-data yang telah
diklasifikasikan dipaparkan menurut jenis masalah penelitian. Pemaparan data
dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis.
Dengan adanya pemaparan informasi itu, peneliti akan dapat menarik
kesimpulan dengan mudah. Untuk memperjelas analisis, data
penelitian dipaparkan dalam bentuk naratif dan dilengkapi dengan tabel.
Penyimpulan hasil penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dengan cara menafsirkan makna suatu fenomena yang
terjadi selama tindakan berlangsung, mencatat kejadian-kejadian positif,
negatif, menjelaskan hubungan sebab-akibat dan akhirnya peneliti
menyimpulkan. Penyimpulan pada langkah ini masih bersifat sementara
karena baru berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dalam tindakan. Setelah
proses pembelajaran selesai, kesimpulan yang bersifat sementara itu
diuji kembali berdasarkan data-data yang baru
terkumpulkan sehingga hasil menyimpulkan akan lebih mantap. Proses
seperti ini dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan tindakan
siklusnya.
Pengujian keabsahan data dapat
dilakukan dengan cara pemeriksaan silang (trianggulasi) data. Kegiatan
trianggulasi ini dilakukan dengan jalan mengecek kembali hasil wawancara
terhadap siswa setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil angket
pembelajaran menulis dengan peta semantik. Kedua data itu
dibandingkan dengan hasil observasi peneliti di kelas saat pelaksanaan
pembelajaran. Setelah kegiatan itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk
menetapkan pembelajaran siklus berikutnya dengan menyiapkan perencanaan
pembelajaran.
Untuk menafsirkan dan menyimpulkan
hasil penelitian ditentukan kreteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan
berhasil jika hasil penelitian itu berkualifikasi baik (B) atau sangat
baik (SB). Kreteria kualifikasi itu berlaku pada aspek pembelajaran, yang
meliputi aktivitas siswa, guru dalam proses pembelajaran dan dibuktikan
dengan hasil proses pembelajaran siswa dalam bentuk lembar kerja siswa.
Selain itu, kreteria di atas juga berlaku untuk hasil pembelajaran.
Adapun kreteria penilaian terhadap pencapaian masing-masing deskriptor adalah:
(1) mendapat skor nol bila tidak satu pun indikator muncul, (2) mendapat
skor satu bila satu indikator yang muncul, (3) mendapat skor dua bila dua
indikator yang muncul, (4) mendapat skor tiga bila tiga indikator yang
muncul. Adapun taraf keberhasilan tindakan dan rambu-rambu analisis hasil
menulis cerpen sebagai alat untuk menentukan keberhasilan sebagai
berikut.
Tabel
8.1 Taraf Keberhasilan Tindakan
Pencapain Tujuan Pembelajaran
|
Skor/Nilai
|
Kualifikasi
|
Tingkat Keberhasilan Pembelajaran
|
85-100 %
|
3
|
Sangat Baik (SB)
|
Berhasil
|
65-84 %
|
2
|
Baik (B)
|
Berhasil
|
55-64 %
|
1
|
Kurang (K)
|
Tidak Berhasil
|
0-54 %
|
0
|
Sangat Kurang (SK)
|
Tidak Berhasil
|
Tabel
8.2 Rambu-rambu Analisis Hasil Menulis
Pencapain Tujuan Pembelajaran
|
Skor/Nilai
|
Kualifikasi
|
Tingkat Keberhasilan Pembelajaran
|
85-100 %
|
4
|
Sangat Baik (SB)
|
Berhasil
|
65-84 %
|
3
|
Baik (B)
|
Berhasil
|
55-64 %
|
2
|
Cukup (C)
|
Tidak Berhasil
|
45-54 %
|
1
|
Kurang (K)
|
Tidak Berhasil
|
0-44 %
|
0
|
Sangat Kurang (SK)
|
Tidak Berhasil
|
- Anggaran
Anggaran pelaksanaan penelitian
tindakan kelas diperoleh dari dana SSN dengan perincian sebagai berikut:
No.
|
Uraian
|
Jumlah
Uamg
|
1
|
Untuk
pembuatan proposal Penelitian
|
Rp50.000,00
|
2
|
Untuk
ATK
|
Rp300.000,00
|
3
|
Untuk
penulisan komputer
|
Rp
200.000,00
|
3
|
Untuk
penjilidan dan penggandaan
|
Rp
250.000,00
|
4
|
Untuk
konsumsi
|
Rp
100.000,00
|
5
|
Untuk
transportasi
|
Rp
100.000,00
|
|
|
Rp
1.000.000,00
|
9. Anggaran /Sumber Dana
Pemasukan
Pengeluaran
Uraian
|
Jumlah
|
Uraian
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Dana
dari SSN
|
Rp
2.200.000,00
|
- Transportasi
peneliti
- Pembuatan
instrumen penelitian
- ATK
- Konsumsi
- Referensi
/buku referensi
- Penulisan
laporan
- Penjilidan
|
Rp
300.000,00
Rp 200.000,00
Rp 400.000,00
Rp 300.000,00
Rp 400.000,00
Rp 400.000,00
Rp 200.000,00
|
Jumlah
Pemasukan
|
Rp2.200.000,00
|
Jumlah
Pengeluaran
|
Rp2.200.000,00
|
Daftar Pustaka
Akhadiyah,
S. 1997. Menulis. Jakarta: Depdikbud.
DePorter,
Bobbi, 1999. Quantum Teaching. terjemahan oleh Ary Nilandari. 2002.
Bandung: Kaifa.
Eneste,
Pamusuk. 1982. Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya mengarang. Jakarta:
Gramedia.
Kemmis
S. dan Mc Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria:
Deakin University.
Liotohe,
W.K. 1991. Petunjuk Praktis Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: balai
Pustaka.
Munandar,
SCU. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif
dan Bakat. Jakarta: gramedia.
Munandir.
1987. Rancangan Sistem Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
Puskur.
2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk SLTP. Jakarta: Depdikbud.
Roekhan.
1991. Menulis Kreatif: Dasar-Dasar dan Petunjuk Penerapannya. malang
IKIP Malang.
Rose,
Colin. 2002. Accelerated Learning for 21 St Century. New York: Delacorte
Press.
Sukamto.
2000. Penelitian Tindakan (Action Research). Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY).
Tomskin,
Gail E. 1994. Teaching Writing, Balancing Process and Product, Second
Edition. New york: Macmillan Collage Publishing Company, Inc.