A.
Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Induktif Siswa Kelas XI MA
NW Montong Baan TP 2012/2013
- Latar Belakang Masalah
Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak kendala yang dihadapi guru sebagai
tenaga pendidik dan pengajar, baik yang berkenaan dengan pelaksanaan
pembelajaran di kelas maupun yang berhubungan dengan prestasi yang ingin
dicapai oleh siswa, dan hal ini tidak semudah yang kita bayangkan.
Upaya meningkatkan keberhasilan dalam
kegiatan pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap
orang yang berkecimpung dalam dunia Keguruan dan Kependidikan. Banyak upaya
yang telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Namun
demikian masih belum memberikan kepuasan dalam pencapaian hasil belajar
siswanya, sehingga menuntut adanya perenungan dan pemikiran dalam mengatasi
permasalah yang dihadapi, baik dari segi pelaksanaan pembelajaran di kelas,
maupun perangkat pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan kinerja guru
dalam upaya meningkatkan keterampilan
menulis.
Konsep Bahasa Indonesia yang
baik dan benar mengacu pada dua hal, yakni Bahasa Indonesia yang baik dan
Bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa Indonesia
yang memanfaatkan ragam secara tepat dan serasi menurut golongan penutur,
situasi, dan jenis pemakainya. Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa
Indonesia yang mengikuti kaedah yang telah dibakukan atau dianggap baku (Tata
Bahasa Bahasa Indonesia, 1998). Atas dasar pengertian tersebut, Bahasa
Indonesia yang benar belum tentu Bahasa
Indonesia yang baku, dan Bahasa Indonesia yang baku belum tentu benar.
Berkaitan dengan
konsep Bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengalaman belajar menulis yang
dialami siswa di sekolah, baik itu pada jenjang pendidikan dasar maupun
menengah, tidak terlepas dari kondisi guru dan metode ataupun pendekat
an yang digunakannya. Seseorang
enggan menulis karena tidak tahu untuk apa ia menulis, merasa tidak berbakat
menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis, ketidak sukaan ini
tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan keluarga masyarakatnya serta pengalaman
pembelajaran menulis atau mengarang, padahal menulis merupakan salah satu
keterampilan yang memang memerlukan proses, yakni pra-penulisan, penulisan, dan
pasca penulisan.
Menulis
merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa,
menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara,
dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis
merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam menulis semua unsur
keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil
yang benar-benar baik.
Henry Guntur Tarigan (1986:15) menyatakan
bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Dalam mengajarkan siswa, yang
perlu untuk diingat bahwa menulis merupakan aktifitas yang kompleks dan agak
sulit untuk diajarkan. Oleh karena itu seorang guru harus memilih pendekatan
dan metode yang tepat. Selain itu seorang guru juga harus menghadirkan kondisi
yang menyenangkan bagi siswa serta mebuat situasi belajar menjadi situasi
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Sebagai suatu pendekatan yang membantu guru dalam
mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, maka peneliti berfikir
bahwa salah satu jalan yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa
dalam belajar menulis adalah dengan menggunakan Pembelajaran Kontekstual
sebagai pendekatan dalam mengajar. Oleh
karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan menganalisis pengaruh
Pembelajaran Kontekstual terhadap kemampuan siswa dalam menulis paragraf
Induktif.
Sebagai masalah
utama yang dilihat oleh peneliti pada siswa MA NW Montong Baan adalah sebagai
mana pemaparan pada paragraf sebelumnya yaitu para siswa merasa tidak tahu untuk
apa mereka menulis, dan bagaimana dia
harus menulis.
Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut di atas, guru mengharapkan menemukan pendekatan-pendekatan alternatif.
Dengan hal itu, peneliti menawarkan Pembelajaran Kontekstual sebagai pendekatan
untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi siswa kelas XI MA NW Montong
Baan tahun pelajaran 2012/2013.
Dengan hal itulah
peneliti ingin meneliti tentang efektivfitas pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan
kemampuan menulis paragraf induktif pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun
pelajaran 2012/2013.
C. Rumusan
Masalah
Bedasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah
terdapat pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan menulis paragraf
Induktif pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan
tahun pelajaran 2012/2013?
D. Batasan
Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup
penelitian, maka peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor-faktor
yang diteliti meliputi :
a.
Pembelajaran
kontekstual
b.
Kemampuan menulis paragraf
induktif
2.
Penelitian ini terbatas pada siswa kelas
XI MA NW Montong Baan tahun
pelajaran 2012/2013.
E.
Tujuan
Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
menulis paragraf induktif pada siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pelajaran
2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Secara umum, manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis.
1.
Manfaat Teoritis
a. Menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Mengembangkan metode pembelajaran kontekstual khususnya
dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia
c.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
acuan untuk penelitian lebih lanjut.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Guru: dapat mengembangkan metode mengajar dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
b.
Membantu siswa untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pelajaran menulis.
c. Bagi Siswa: lebih aktif dalam mempelajari Bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran “menulis”.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan
dalam proposal ini sebagai berikut :
A. Judul
B. Latar
Belakang Masalah
C. Rumusa
Masalah
D. Batasan
Masalah
E.
Tujuan Penelitian
F.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
2. Manfaat
Praktis
G. Sistematika
Pembahasan
H. Tinjauan
Pustaka
1. Penegasan
pengertian istilah
2. Landasan Teori
I.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Data Penelitian
a. Jenis dan Sumber Data
b.
Tehnik Pengumpulan Data
4. Variable Penelitian
5. Analisis Data
6. Pengujian hipotesis
J.
Jadual Kegiatan
K.
Daftar Pustaka
H.
Tinjauan
Pustaka
1. Penegasan
pengertian istilah
Untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang maksud dari proposal penelitian ini, maka peneliti merasa perlu
untuk memberikan penegasan istilah terlebih dahulu. Adapun istilah yang dipakai
dalam judul skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran
Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning)
adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Kemampuan
Menulis
Kemampuan diartikan sebagai potensi atau
kecakapan yang dimiliki seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sedangkan menulis
diartikan membuat huruf dengan pena, kapur dan alat tulis lainnya untuk
menuangkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Jadi kemampuan menulis
adalah kecakapan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan komunikasi atau
penyampaian pikiran atau perasaan secara tidak lansung yaitu dengan cara
membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk di baca oleh pembaca.
c. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan kumpulan suatu
kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Paragraf
merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul,
melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian
yang membentuk suatu kalimat.
2.
Landasan
Teori
a.
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa
siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi
akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas
sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan
pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya Johnson (2010:14).
Sedangkan menurut Sanjaya (2005:109)
“pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.
Dapat ditarik
kesimpulkan bahwa Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
1.
Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual melibatkan
tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu:
a)
Konstruktivisme yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
b)
Menemukan (inquiry) merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan
sendiri.
c)
Bertanya
(Questioning) merupakan kegiatan yang
dilaukan oleh guru mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
d)
Masyarakat
belajar (Learning community) yaitu
hasil belajar yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain melalui
komunikasi.
e)
Pemodelan
(Modeling) dalam pelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang ditiru.
f)
Refleksi
(Reflection) merupakan cara berfikir
tentang apa yang baru dipelajari.
g)
Penilaian
yang sebenarnya (Authentic assessment) merupakan proses pengumpulan berbagai
data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
2.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran kotekstual
Dalam penerapannya, pembelajaran kontekstual memiliki tiga prinsip yang perlu diperhatikan guru adalah
sebagai berikut:
a.
Belajar
menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relatif permanen
b.
Anak
didik memiliki potensi, gandrung dan kemampuan yang merupakan benih kodrati
untuk ditumbuhkembankan tanpa henti
c.
Perubahan
atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alamilinear sejalan proses kehidupan. Jhonson (2010:18)
2.
Strategi Pembelajaran
Kontektual
a)
Pengajaran
berbasis problem
b)
Pengajaran
menggunakan konteks yang beragam
c)
Pengajaran
mempertimbangkan kebhinekaan siswa
d)
Memberdayakan
siswa untuk belajar sendiri
e)
Pengajaran
melalui kolaborasi
f)
Menggunakan
penilaian autentik
g)
Mengejar
standar tinggi. Jhonson (2010:21)
b.
Kemampuan menulis
Kemampuan menulis merupakan sebuah prasa
yang berasal dari dua kata yakni kemampuan
dan menulis. Kedua kata tersebut
jelas memiliki makna tersendiri tanpa ada kaitan sama sekali. Akan tetapi kedua
kata tersebut menjadi satu kesatuan makna menimbulkan arti yang sedikit banyaknya menjadi saling
berhubungan dan berkaitan.
Kemampuan dalam KBBI (2005:707)
kemampuan di artikan sebagai kesanggupan; kecakapan. Sedangkan menulis dalam
KBBI (2005:1219) yakni membuat hruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur,
dsb) atau dapat juga diartikan melahirkan pikiran atau perasaan (seperti: mengarang,
membuat undangan, dsb). Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis
adalah kecakapan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan komunikasi atau
penyampaian pikiran atau perasaan secara tidak lansung yaitu dengan cara
membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk di baca oleh pembaca.
3. Pengertian Paragraf
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai
(2006:125) “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Sedangkan menurut Akhadiah dkk (1999: 144) Paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan kumpulan suatu
kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat, dan juga
bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat
yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau
tema.
I.
Metode
Penelitian
Metodologi penelitian
merupakan suatu cara yang ilmiah untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian
dengan menggunakan tata cara keilmiahan, dengan prosedur tertentu yang
mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Metodelogi penelitian juga merupakan
aktifitas observasi dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan guna memecahkan suatu persoalan.
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimental. Menurut Syamsudin
(2006:150) Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistimatis dan
logis untuk menjawab pertanyaan: ”Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi
yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?”. Dalam hal ini
peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus atau kondisi-kondisi
tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh
manipulasi yang dilakukan secara sengaja.
2.
Populasi dan Sampel
Pada bagian ini, peneliti menggambarkan tentang populasi
dan sampel dari penelitian ini.
a.
Populasi
Adapun yang dimaksud dengan populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. (Suharsini Arikunto, 2010:110) Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) dalam
bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Penelitian
mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya
Margono dalam bukunya “Metodologi Penelitian Pendidikan” mengemukakan bahwa
populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Dari pendapat para pakar diatas dapat kita
simpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek dan
data penelitian yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
menjadi perhatian peneliti. Populasi dari penelitian ini,
mencakup semua siswa kelas XI MA NW Montong Baan tahun pembelajaran 2012/2013
dimana, siswanya terdiri dari dua kelas yaitu kelas XIA dan Kelas XIB
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Jadi, dapat dipahami bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang berfungsi
sebagai contoh untuk menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Adapun yang menjadi sampel penelitian
yaitu semua kelas XI yang dimana satu kelas sebagai kelas eksperiment dan satu
kelas lagi sebagai kelas kontrol. Adapun teknis dalam pengambilan sampel adalah
dengan menggunakan tes.
Tes tersebut diberikan kepada kedua kelas tersebut yaitu kelas experiment dan kelas
kontrol. kelas experiment belajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan kelas
kontrol tidak menggunakannya. Peneliti mengintruksikan siswa
untuk membuat paragraf induktif.
3.
Data Penelitian
a. Jenis
dan Sumber Data
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan jenis sumber data
sebagai berikut:
1.
Data primer meliputi tanggapan responden (siswa
kelas XI) sehubungan dengan kemampuan menulis paragraf induktif
2.
Data sekunder misalnya laporan-laporan atau
dokumen yang berasal dari kepala sekolah, guru, TU dan obyek terkait lainnya.
b. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dari kemampuan menulis siswa, peneliti memberikan
tes. Siswa-siswa tersebut diminta untuk menulis topik tertentu yang mereka
kenal atau yang biasa dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun waktu yang
diberikan untuk mengerjakan tes tersebut adalah sembilan puluh menit dan
hasilnya dianalisis untuk mendapatkan data siswa tentang prestasi menulis.
Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kontekstual untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menulis paragraf induktif. Setelah siswa melakukan
instruksi di atas, peneliti memberikan penilaian terhadap hasil siswa tersebut.
Adapun yang dinilai adalah: isi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanisme.
Tabel pedoman pensekoran
Aspek Penilaian
|
Kualitas
|
Bobot
|
Isi
|
Sangat
Baik
|
27-30
|
|
Baik
|
22-26
|
|
Kurang
|
17-21
|
|
Sangat
kurang
|
13-16
|
Kepaduan
|
Sangat
Baik
|
1-
20
|
|
Baik
|
14-17
|
|
Kurang
|
10-13
|
|
Sangat
kurang
|
7-9
|
Kosakata
|
Sangat
Baik
|
18-20
|
|
Baik
|
14-17
|
|
Kurang
|
10-13
|
|
Sangat
kurang
|
7-9
|
Tata
Bahasa
|
Sangat
Baik
|
22-25
|
|
Baik
|
18-21
|
|
Kurang
|
11-17
|
|
Sangat
kurang
|
5-10
|
Mekanisme
|
Sangat
Baik
|
5
|
|
Baik
|
4
|
|
Kurang
|
3
|
|
Sangat
kurang
|
2
|
Total Skor
|
34-100
|
4.
Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat
didevinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain
(Sugiyono, 2009:38) maka Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari
seseorang obyek yang mempunyai variasi. Sesuai dengan teroitis diatas, yang
menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)
Variabel Bebas X (Independen Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (sugiyono,
2009:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran
Kontekstual CTL (Contektual Teaching and Learning)
b)
Variabel Terikat Y (Devenden Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai
variabel output atau yang biasa disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (sugiyono, 2009:39). Dalam peneltian ini yang menjadi
variabel terikat adalah kemampuan menulis.
5. Analisis
Data
Dalam penelitian ini dikenal dua jenis analisa
data yaitu analisa statistik dan analisa non statistik. Dalam penelitian ini
analisa data yang digunakan adalah analisa data statistik dengan penelitian
kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam proposal, karena datanya kuantitatif, maka teknik
analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan.
Berdasarkan pendapat di
atas, dapat dipahami bahwa analisis data adalah suatu proses pengorganisasian
dan mengurut data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dengan demikian,
maka teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah
analisis data statistik dengan “rumus t-test”.
6.
Pengujian Hipotesis
Korelasi product moment untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan dua
variabel menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rxy =
kooefesien korelasi antara x dan y
xy =
produk dari x kali y
x2 =
deviasi dari nilai pada variabel x di
kuadratkan
y2 =
deviasi dari nilai pada variabel y di kuadratkan
Setelah
itu dilanjutkan dengan uji t-tes untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kemampuan menulis paragraf induktif antara siswa yang diajarkan menggunakan
pembelajaran kontekstual dengan yang tidak.
Keterangan :
Mx = skor rata-rata untuk kelompok kontrol
My = skor
rata-rata untuk kelompok eksperimental
N =
jumlah siswa
X =
deviasi dari kelompok kontrol
Y =
deviasi dari kelompok eksperimental.
Selanjutnya kriteria yang digunakan adalah:
a.
Jika
t-tes > t-tabel pada p = 0,05, Ho (Null Hypotesis ) ditolak. Itu artinya
bahwa skor rata-rata dari kelompok eksperimental lebih tinggi daripada kelompok
control.
b.
Jika
t-tes > t-tabel pada p = 0,05, Ho (Null Hypotesis ) diterima. Itu artinya
bahwa skor rata-rata dari kelompok eksperimental lebih rendah daripada kelompok
control.
J.
Jadual
Kegiatan Penelitian
NO
|
Kegiatan Penelitian
|
BULAN
|
|||||||||||||||
AGUSTUS
|
SEPTEMBER
|
OKTOBER
|
NOVEMBER
|
||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Persiapan
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Surve Lokasi Penelitian
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan Proposal
|
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Konsultasi Proposal
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Melaksanakan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
6
|
Penyusunan Hasil Penellitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
Jadual Penelitian ini bersifat kondisional.