ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
BAB I
PENDAHULUAN
Pergunakanlah bahasa
Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering
mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan
tersebut. Akibatnya, kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar itu masi hbelum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa
Indonesia saat ini masih belum baik dan benar? ”Analisis kesalahan berbahasa
adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui analisis
kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah
bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang
memenuhi kaidah – kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara
kita menganalisis bahasa yang baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas
dalam analisis ini. Sekaitan dengan itu, anda dapat mempelajarinya melalui modul
ini. Setelah mempelajari, anda diharapkan mengetahui analisis kesalahan
berbahasa, kemudian anda dapat mempraktikkannya dalam berbahasa Indonesia.
Ada
berbagai kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang fonologi. Dalam setiap
kesalahan berbahasa itu tersirat sebab atau penyebab kesalahanberbahasa
tersebut. Misalnya, kata Akan
diucapkan aken menunjukkan
penyebabkesalahan fonem /a/ diucapkan /e/. Kata keliru diucapkan keleru menunjukkanpenyebab kesalahan fonem
/i/ diucapkan /e/. Kata kalau diucapkan kalo menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa
itu disebabkan bunyi diftong /au/ diucapkan sebagai /o/. Hal yang hampir
sama terdapat pula dalam pengucapan aktif
menjadi aktiv, variasi menjadi fariasi, ubah menjadi obah, stasiun Menjadi
stasion, pantai menjadi pante, dahsyat
menjadi dahsat , tega menjadi tega.
Penyebab
lain dalam kesalahan berbahasa Indonesia pada bidang fonologi ini adalah
penghilangan atau penambahan fonem tertentu. Misalnya, kata gaji, sila,dan biji
diucapkan dan dituliskan menjadi gajih, silahkan, dan bijih (besi). Atau kata
hilang, haus, dan hembus diucapkan dan dituliskan menjadi ilang, aus, dan embus.
Di
samping jenis kesalahan dan penyebab kesalahan berbahasa bidang fonologi
tersebut di atas masih dijumpai jenis kesalahan dan penyebab kesalahan berbahasa
lainnya. Misalnya kesalahan dalam meletakkan jeda tatkala mengucapkan kelompok
kata atau kalimat. Kesalahan lain dalam penekanan kata dalam kalimat. Misalnya
tekanan kata dijatuhkan pada suku pertama setiap kata; atau sebaliknya, tekanan
kata dalam kalimat dijatuhkan pada suku akhir setia pkata.
Pengucapan
dan penulisan tidak selalu sejalan dalam bahasa Indonesia. Hal ini terbukti
dalam pemenggalan kata. Bila bahasa ujaran yang dijadikan patokan maka kata
belajar dapat dipenggal menjadi bela-jar, be-lajar, atau be-la-jar. Ternyata
pemenggalan itu salah. Seharusnya kata belajar dipenggal menjadi bel-ajar,
bela-jar, atau be-a-jar. Kata kelanjutan diucapkan kelan-ju-tan tetap pemenggalan
atas suku katanya adalah ke-lan-jut-an. Berikut ini disajikan berbagai
kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi. Perlu ditambahkan bahwa dalam setiap
jenis kesalahan tersirat penyebab kesalahan berbahasa tersebut.
a)
Fonem /a/ Diucapkan Menjadi
/é/
Misalnya:
Salah
|
Seharusnya
|
Akén
Harép
Garém
Pinjém
Segér
|
Akan
Harap
Garam
Pinjam
Segar
|
b)
Fonem /i/ Diucapkan Menjadi
/e/
Misalnya:
Salah
|
Seharusnya
|
Aer
Faseh
Endah
Endonesia
Elmu
|
Air
Fasih
Indah
Indonesia
Ilmu
|
c)
Fonem /é/ Diucapkan Menjadi
/e/
Misalnya:
Salah
|
Seharusny
|
ké mana
déngan
bérapa
téman
Sémbilan
|
Kemana
Dengan
Berapa
Teman
Sembilan
|
d)
Fonem /e/ Diucapkan Menjadi
/é/
Misalnya:
Salah
|
Seharusnya
|
Péka
Léngah
Téga
Méga
Lémbang
|
Peka
Lengah
Tega
Mega
Lembang
|
e)
Fonem /u/ Diucapkan Menjadi
/o/
Misalnya:
Salah
|
Seharusnya
|
Belot
Burong
Joang
Ketrok
Obros
|
Belut
Burung
Juang
Ketruk
Obrus
|
f)
Fonem /o/ Diucapkan Menjadi
/u/
Misalnya:
Salah
|
Seharusnya
|
Kukuh
Kukul
Ubat
Kukut
Puhun
|
Kokoh
Kokol
Obat
Kokot
Pohon
|
g)
Fonem /ai/ Diucapkan Menjadi
/e/
Misalnya:
Salah
|
Seharusnya
|
Pante
Pete
Sante
|
Pantai
Petai
Santai
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar