Well come....

Awenkanwani.blogspot.com

Jumat, 23 Maret 2012

Kumpulan cerpen-cerpen sederhana


SAYAP-SAYAP CINTA
            Langit biru terbentang tanpa ujung, menyiratkan begitu tenangnya kehidupan dibumi yang tak bertepi, mentaripun dengan bebasnya menebar pesona kehangatan,disambut oleh riangnya seisi alam semesta, udara yang sejuk menambah syahdunya pagi itu.
            "Kak pinjem hpnya" , kata cewek yang ngkos di rumah Rio, "Tu ambel sendiri" jawabnya, sambil mempersiapkan perlengkapan olahraganya, sepulangnya Rio langsung mandi dan sarapan. Dengan kerinduan yang membara terhadap pacarnya yang kini berada jauh diseberang Rio mengambil hp, kemudian memainkan jemarinya menekan nomer yang sudah dihafalnya.
            "Asalamualaikum sayang", "Waalaikumsalam" jawabnya dengan suara yang agak sedih, " Ada apa sayang kok nangis", "Kakak tidak usah berpura-pura adek udah tau semuanya", jawaban yang sangat mengejutkan dan diluar dugaan Rio,saat itu juga kerinduannya berubah menjadi kebingungan, "Makanya ada apa?, kakak baru pulang lari ni" sambil larut dalam kebingungannya.
            "Adek sudah tau kalau kakak itu udah punya yang laen selaen adek",.  Rio langsung  terdiam seribu bahasa, seperti orang yang kesambar petir, hangus, lebur, dan jatuh kebumi, dikala sayap-sayap cintanya mengepak. Tanpa berpikir panjang Rio langsung menutup hpnya,"Abik...." "Ada apa kak" yang dipanggil langsung kehadapan Rio yang saat itu memendam kemarahan laksana gunung yang gak mampu menahan larva didalamnya.   "Siapa yang nelfon tadi"? "kak Dewi" katanya, "terus kamu bilang apa?", Abik pun menceritakan semuanya.
            Tubuhnya langsung bergetar, dia merasakan darahnya berhenti mengalir setelah mengetahui permasalahannya. Tidak lama kemudian hp yang masih di tangannya tiba-tiba berdering, "gimana kak"?, adek gk nyangka kakak begitu tega ngeduain adek". Mendengar perkataan itu, Rio langsung diam "kenapa ini harus terjadi", teriaknya dalam hati. "Ya, kakak emang ngeduain adek", jawabnya polos. "sekarang apapun keputusan adek, kakak akan terima dengan pasrah". Saat itu juga patahlah sayap-sayap cintanya, yang selama ini selalu melang-lang buana yang tidak pernah gentar menghadapi badai dan gelombang, namun kini Rio harus mengakui ganasnya badai dan gelombang itu kini telah mematahkan sayap-sayap cintanya.
            "Seperti inikah perjalanan cinta yang menyapaku", keluhnya dalam hati.
        Tamat








SUNGAI KASIH

                Dipagi hari itu cuaca nampak indah. Seorang pria nampak berlari – lari santai sambil menikmati hembusan angin pagi hari itu.Pria itu bernama sukma. Kemudian pria itu duduk disebuah sungai tempat dimana ia sering kunjungi selesai lari pagi.
                Ada suasana yang menambah indahnya pemandangan pagi itu, ia melihat sosok gadis dengan jilbab putih bersih, sedang mencuci mukanya di sungai. Sukma memandangi wajah gadis itu dengan senyum manis seorang diri. “ indah sekali wajah gadis itu, matanya begitu bening”.
                Keesokan harinya sukma mencoba pergi melihat keberuntungannya kembali, ia pergi ke sungai itu dengan niat ia bisa melihat wajahcantik gadis itu. Tapi setibanya di sungai itutidak nampak sosok gadis, hanya nampak bantaran pohon yang melambai – lambai tertiup angin, Sukma mencoba melihat setiap pandangan mata tapi tak ada seorang pun disana. Kemudian ia duduk dibawah pohon di tepi sungai itu” Dimana dikau gadis cantik aku ingin sekali melihat senyum manismu yang asri dan matamu yang bening”. Tak lama kemudian ia kaget tak menyangka gadis yang dinanti – nanti muncul di hadapannya.
“ Kak kenapa tidur disini”
“ Mmmmmmm” Sukma tidak bisa berbuat apa – apa ia terpaku melihat aura gadis itu.
“ Adek namanya siapa?”.
“Bq.Indah”.
“ Wahhhh sungguh indah nama adek”
                Mereka berdua berbincangseperti orang sudah lama kenal.Saatnya Baiq Indah harus pulang nanti di cari sama ibunya” Kak adek pulang dulu ini sudah siang”.“ Dek tunggu dulu, kalau boleh aku minta no Hp-nya dong!” kemudian  Baiq memberikanya. Di seluler mereka akrab sekali. Suatu hari Sukma mengajak Baiq berjumpa di tepi sungai dimana ia melihat wanita itu pertama kali. “Baiq, sebelumnya sya minta maaf dan jangan salahkan kakak bila ingin mengatakan sesuatu.” “Kakak mau katakan apa?”sahutnya“ Dek kakak cinta dan sayang sama adek, sejak kakak menatap senyum indah adek adakah air mata cinta yang bisa kakak timba di hati adek”. Baiq pun tersenyum, sambil menatap mata Sukma dan berkata “ .”Ya Kak, ada, dan hanya adek berikan untuk kakak karena adek merasakan apa yang saat ini kakak rasakan”. “ Maksud adek, adek menerima cinta kakak”. Kemudian sukma tersenyum “ benarkah”.
                Sukma bersujud mengucapakan syukur kepada Allah karena sudah sekian lama menjomblo dan ini terakhir kali ia melihat indahnya sesosok wanita yang telah Allah berika kepadanya.










 
CINTA YANG HILANG
Malam kian berlalu hari begitu gelap dalam hidup ini akankah diriku seperti bunga yang selalu layu, dan tak pernah mekar dan segar.aku mencoba untuk menatap langit yang ku lihat hanyalah pepasiran dan bintang yang berkemerlapan yang mewarnai keindahan langit, tetapi kenapa langit tak seindah yang aku bayangkan, padahal kalau dipandang dari bawah kelihatan indah sekali, tetapi ketikaku beranjak naik dan masuk kedalamnya terasa suram, ngeri dan menakutkan, rasanya aku ingin pergi  dan berlari darisitu, tetapi aku takut ketinggian yang akan membuatku dan bayanganku akan terdampar kebawah. Awan – awan dan kisi – kisi kesadaranku akan lenyap dari pandangan mata dan awan akan terjatuh dan tidak akan kembali untuk selama – lamanya, seandainya awan tahu akan seperti ini apa yang ada di atas sana mungkin awan tidak akan naik dan melihatnya apalagi masuk kedalamnya.ingin ku melupakan semua kenangan indah kita tapi bayanganmu dan matamu selalu selalu ada dalam setiap desahan nafas dan kalbuku. Telah ku mencoba untuk mengakhiri semua ini namun hanyalah sia – sia belaka, hati bagaikan belahan kaca yang tidak bisa bersatu lagi, bagaikan ombak dengan langit, bagaikan pasir dengan tanah telah kumencoba mempersatukannya tetapi tadak bisa, telah ku coba hembuskan nafas untukmu namun yang ku dapat titikan air,ku coba untuk membuka jendela, tetapi jendela itu terjepit diantara langit dan bumi.
Itulah yang dirasakan oleh DEA ALIA SAPUTRI  yang biasanya di panggil dengan namanya DEA . hatinya hancur karna orang yang sangat dia cintai pergi meninggalkannya, dan Dea pun selalu berdoa kepada alloh SWT supaya di pertemukan dengan laki – laki yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Wahai ilahi, jangan kau biarkan hidup kami berdiri di dunia ini dalam setiap desahan nafasku dan dalam menanti saat – saat berjumpa dengan sang kekasih hati. Tiba – tiba di pagi hari yang cerah dea membersihkan halaman rumahnya sambil dea bernyanyi seketika itu juga dea meliahat seorang laki – laki tampan yanng lewat di depan rumahnya sambil tersenyum kepadanya dea langsung kaget melihat laki – laki yang begitu tampan senyum kepadanya,dea bertanya – tanya pada dirinya apakah ini mimpi ataukah kenyataan, dea mencubi t – cubit pipinya  ternyata pipinya teramat sakit. Ya allah ini bukan mimpi tetapi kenyataan tanpa di sadarinyaternyata laki – laki itu menghampirinya, Dek boleh nyak nggak, dea ................. ia, ap benar ini rumahnya pak hardian. Dea, be....be....benar dan dea langsung mempersilahkan laki – laki itu masuk dan duduk, dan dea pun langsung memanggil bapaknya, setelah melihat pak hardian dan melihat tamu itu dia kaget ternyata laki – laki itu keponakannya yang datang dari jakarta, pak hardian, astaga nak selamat datang di rumah kami. Nama laki – laki itu adalah rian indra purnama, pak hardian memanggil dea dan memperkenalkannya dengan indra, dea...ini indra sepupu mu dari jakarta dia kesinimau meneliti perkembangan desa kita sambil bersilaturrahmi dengan keluarga kita.
Hari – berganti  hari dea dan indra sangat akrab, sehingga pada suatu hari ketika dea duduk duduk dihalaman rumahnya sambil menikmati indahnya bunga yang ada di halaman rumahnya itu tanpa di sadari oleh dea indra menatapnya dari tadi, karna sudah tidak bisa di tahan indra langsung keluar dari kamarnya dan duduk bersama dea.
Dea kaget melihat tingkah laku indra yang tidak biasanya dia seperti itu, indra, Dea, ia indra, ada apa? Indra, apakah dea merasakan sesuatu kalau dea duduk dekat aku, dea, tidak biasa – biasa saja . indra, telah ku tulis dinding malam tentabg bahasa hati yang tercipta karnamu, bahasa yang tak dapat di mengerti oleh kata, tak dapar dilihat oleh mata, tak mampu di dengar oleh telinga, sebuahbahasa yang di mengerti , didengar, dan dilihat oleh hatimu saja.
Karna bahasa itu adalah bahasa cinta dari hati aku untuk hatimu, dea maksud indra itu apa, indra membuka hatiku , dea aku mencintaimu, dea diam tanpa berkata sepatahpun, indra. Dea aku tidak .memintamu menjawabnya sekarang, dea, baiklah indra.sebenarnya dea takut jatuh cinta setelah dia di tinggalkan oleh pacarnya dulu ,dea takut akan disakiti seperti dulu ,tapi dia berfikir aku harus   membuka hatiku untuk orang lain.satu minggu kemudian ,indra menghampiri dea ,dea apakah ada sedikit cinta untukku,dea.indra aku menerimamu dengan syarat,indra apa itu dea,kamu harus setia,jujur dan rajin beribadah dan jangan pernah kamu pergi tinggalkan aku indra,baiklah aku berjanji akan menepati janjiku dan tidak akan meninggalkan kamu kecuali maut memisahkan kita.oh sayang hangat terasa kerinduan cinta dan sayangmu adalah hati rindu melepas rasa,rasa yang kian lama terpendam kini sudah terjawab dengan untaian cinta ,cinta dan kasih kebahagiaan .Hari berganti hari ,bulan berganti bulan hubungan dea dengan indra sangat dekat ,indra sering bercanda merayu dan disaatitu juga indra berjanji akan menikahi dea ,dan dea pun sangat berharap mudah-mudahan janji yang d ucapkan itu benar-benar di tepati.Dea semakin cinta sama indra ,apalagi indra orangnya tampan,sopan tutr bahasanyajuga bagus ,tapi sayang seribu kali sayang waktu terus meninggalkannya ,sedih jiwaku ,batinku terlunta-lunta.masihkan cinta untuk sekeping hati dengan jiwa kerinduan ,dea tidak seceria dulu ,air matanya tidak bisa keluar ,tenggorokan terasa kering untuk aku keluarkan ,tidak ada tempat ku berteduh ,semua orang yang aku sayangi telah pergi meninggalkanku.hilang semua harapanku,terlambat sudah aku mengadu nasib,setelah kejadian itu dea,setiap tengah malam bangun melakukan sholat karena keteguhan iman ,dea menyerahkan segalanya kepada Allah,dan dea selalu berdoa.ya Allah kalau ini cobaan yang datang dari Engkau berikanlah hambamu ini kesabaran dan ketabahan ,kekuatan ,ketengan dalam menghadapi semua ini,tetapi kalau ini azabMu ,ya Allah ampunilah dosa hambaMu ,ini sesungguhnya Engkau tidak  menguji umatMu di luar batas kemampuannya.Mungkin dia bukan laki-laki yang baik buatku,mungkin ada laki-laki yang jauh lebih baik darinya.sampai sekarang ini indra menghilang entah kemana tidak ada kabarnya sama sekali,ia hanya meninggalkan janji yaitu janji palsu sama dea,dea merasa kesepian setelah kepergian indra,dea pun melontar kata-kata.
Sunyi sepi dalam keheningan malam tanpa adanya tambatan hati dalam hidup ini,kesepian-kesepian benar-benar menyerangku,kegelisahan menyelimutiku, kehampaan ku rasakan namun tak ku keputus asaan  menghampiriku,aku harus tegar dalam  menghadapi cobaan hidup  ,yang sudah menjadi suratan darinya.         
   SEKIAN.........!!!!!!!!!!!!   










AKU RELAKAN KEKASIH BUAT ADEKKU
Seluruh rasa antusias itu seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Liana, hilang begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa.
Di sebuah kamar kost-an, aku duduk di atas tempat tidur sambil makan jajan,
.Dian, perasaan dari tadi pagi kamu makan jajan terus. Apa nggak takut gemuk? tanya Tari, sambil berbaring di tempat tidur yang terletak di samping kanan tempat tidurku.
Iya, aku heran deh sama Dian, Padahal kalau makan jajan nggak tanggung-tanggung.Tapi kenapa badan kamu nggak gemuk sih? Ani yang dari tadi SMS-an  ikut mengangkat pembicaraan kami.
Begitulah suasana di kost-an bila malam tiba. Selalu ramai dengan canda tawa. Kata-kata yang dilontarkan kedua temannya terkadang memang dalam, Tapi memang begitulah mereka. Ceplas-ceplos.
Untuk menanggapi mereka yang seperti itu, aku harus menganggap bahwa kata-kata yang mereka lontarkan itu tidak serius, Mereka hanya bercanda, Kalau aku menganggap serius kata-kata mereka, Dijamin, aku nggak akan betah tinggal di kost-an.
Tok... tok... tok....Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dari luar,,Tari langsung bangkit untuk membukakan pintu, “Yan,,ada yang aku mau bicarakan ma kakak, Liana adekku sudah berdiri di depan pintu kamar, padahal baru lima belas detik Tari membuka pintu, Liana kemudian langsung berlari ke arahku, kamu kesini sama siapa? Sudah malam begini, tanyaku heran.
“Sendiri, aku sengaja kesini, mau curhat sama kakak. Lagia, besok aku nggak ada jadwal kuliah, Jadi aku bisa nginap disini.”
“Eh... nggak bisa,,nggak bisa,, Bertiga aja sudah sempit, apalagi ditambah satu gajah.” Ani protes.
“Teman kk keterlaluan banget, sih. Masa aku dibilang gajah. Lagian, kamar ini kan masih luas banget!” Liana kesal.
“Ani memang begitu, Udah, nggak usah di masukin ke hati, Cuekin aja. Kita pindah ke kamar sebelah aja, yuk.”
Aku dan Laras kemudian bergeras meninggalkan kamar, kami menuju kamar yang lain, yang terletak tidak jauh dari kamar mereka,Di rumah yang kami kontrak ini, hanya mempunyai dua kamar, Satu kamar untuk tidur, Satu kamar lagi untuk lemari pakaian dan rak buku.Sesampainya di kamar, liana langsung merebahkan diri ke karpet yang berada ditengah-tengah deretan lemari. Aku yang memang sudah lelah, ikut berbaring di sampingnya.
“Dian,, tahu nggak, Tadi pagi aku ketemu cowok cakep banget, kayaknya aku suka  banget sama dia.”Ketemu di mana? Namanya siapa?” tanyaku, antusias. Perasaan lelah itu hilang seketika, tergantikan olah semangat yang baru. Karena baru kali ini Liana menceritakan tentang perasaannya pada seorang pria. Baru kali ini dia jatuh cinta.
“Aku ketemu dia  di toko buku. Namanya Rio.”
“Siapa?!” tanyaku, tak percaya
.“Ya kak namanya Rio Saputra,kayaknya dia juga sekolah dikampus sini, kakak kenal?! Ih... salamin ya.”
Seluruh rasa antusias itu seakan luruh, semangatku untuk mendengar cerita Liana, hilang begitu saja, Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa. Meskipun begitu, aku tidak ingin mengecewakan Liana, Aku tetap mendengarkan cerita tentang pertemuannya dengan Rio, tak tega rasanya membuatnya kecewa. Ia begitu bersemangat, begitu bahagia.
.Aku benar-benar bingung sekarang. Aku harus bagaimana?! Liana ternyata mencintai Rio, pacarku sendiri. Ini bukan salahnya, karena dia tidak pernah mengetahui bahwa aku dan Rio sebenarnya pacaran. Ini adalah kesalahanku sepenuhnya, karena aku tidak pernah memberi tahu Liana,Tapi aku tidak tega menghancurkan perasaannya,Cinta pertamanya!
“Rio, hari ini kamu masih ada jam kuliah nggak?”
“Enggak ada. Memang ada apa?”
“Aku ingin ketemu sama kamu”
”ya udah.aku segera kesana”Sesampai disana Rio langsung membuka pembicaraan,
.“Dian, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?” .
Rio kemudian menggenggam dengan lembut tanganku. Aku menatapnya. Mataku dan matanya saling beradu. Ada kepedihan di hatiku. Kemudian melepaskan genggaman Rio.
.“Dian, kamu kenapa? Pasti ada sesuatu hal yang ingin kamu katakan padaku“Sayang, sebenarnya ada apa sih?”
.“Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu. Hanya bersamamu, hari ini,” jawabku. .Rio  kemudian tersenyum, sambil berkata, “Aku pikir kamu mau cerita sesuatu.
Kemudian aku mengatakan, “Rio, aku sudah memutuskan bahwa aku gak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku nggak bisa pacaran sama kamu. Ada seseorang yang lebih pantas untukmu.”
“Maksud kamu apa?!”
Aku kemudian menarik nafas, dalam dan panjang. Menghembuskannya perlahan. Aku berusaha untuk tersenyum, meskipun hatiku terluka. Sama seperti yang Rio rasakan saat ini.
“Aku sudah terlalu sering menyakitimu. Aku tidak berhak mendapatkan cintamu. Kamu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih baik dariku. Dia adalah Liana.”
“Liana?Adek mu?, Dian, cinta itu bukan bola, yang bisa kamu oper sesuka hatimu. Sekalipun kepada adekmu sendiri.
Hatiku semakin terluka. Aku menyadari, bahwa cinta memang bukanlah sebuah bola.
Tapi demi kebahagiaan Liana, aku berharap, cintamu padaku seperti halnya sebuah bola. Sehingga cinta itu bisa dioper kepada Liana. Dan membuatnya bahagia.






 Menyerah pada sang cinta

Anna datang dengan nafas tersengal2, terburu2 karena 20 menit lagi dia sudah harus pergi ke John Robert Power untuk mengikuti les kepribadian. Belum sempat dia mengambil apel Australia kesukaannya, ibunya sudah menyambutnya dengan senyum.
"Anna, makan dulu sana, mama sudah siapin bandeng presto buat kamu.., tuh kebetulan mumpung masih anget"
"Mah, nggak keburu....Anna musti nyampe di John Robert Power secepatnya, makasih ya Mah"
"Aduh anak mama ini, cuci muka dulu sana biar seger, rambutnya diiket yang rapi, pake lipstik, dan ganti baju yang bagus, kamu kan mau kursus kepribadian, musti kamu tunjukkan kalau kamu sudah punya kepribadian yang baik."
"Ya mah.....!!!!"
Anna buru2 ke kamarnya, sebuah kamar yang tidak terlalu ruas tetapi tertata sangat rapi, disana sini berjejeran piala dan penghargaan atas semua prestasinya selama ini. Kamar itu dicat warna biru, warna kesukaannya. Dia sangat cinta pada ibunya, memang cerewet tapi Anna tahu bahwa itu semua demi kebaikan Anna sendiri. Setelah cuci muka, langsung dia ganti baju, sekenanya dia ambil baju di dalam lemari warna pink itu. Segera dia turun dan mencium ibunya.
"Mah, Anna pergi dulu ya..."
"Lho, mana lipstiknya...koq nggak kelihatan merah...?"
"Nggak sempet Mah, tuh liat, tinggal 10 menit lagi.." Anna memang paling tidak suka memakai lipstik dan alat2 kecantikan yang lain, tapi dia kasihan kalau bilang terus terang sama mamanya.

"Ya sudah, ati2 ya..., belajar yang bener..."
"Makasih Mah, Assalamu alaykum"
Anna segera melesat naik menuju mobil BMW warna biru metalik yang sejak dari tadi menunggunya. Mang Udin sopir pribadinya sudah dari tadi ngetem di garasi. Bu Ratih, ibunya Anna, geleng2 kepala. Dia bangga sekali punya anak gadis seperti Anna, seorang gadis yang sangat aktif dan sangat pandai, tidak suka macam2, dan yang lebih membuat bangga lagi anak gadisnya itu cantik sekali yang mengingatkan Bu Ratih akan masa mudanya dulu. Banyak sekali pemuda yang mengiba cintanya, dan sering dia berkaca untuk melihat sisa2 kecantikannya yang rupanya telah banyak berpindah ke anaknya, si Anna. Kadang bahkan dia iri akan kecantikan anaknya itu, pipinya yang merah muda kalau tersentuh sinar mentari, bibirnya yang kemerahan disertai dengan senyumnya yang manis, rambutnya yang legam, wajahnya ayu, segalanya dipunyai Anna.

Sampai didepan John Robert Power, Anna segera membuka pintu mobil dan langsung menghambur menuju ruang kelas. Gedubraakkkkkk....!!!!! Anna menabrak seorang pemuda yang sedang ngecat pintu masuk, bak berisi cat itupun ngga karu2an mewarnai t-shirt lusuh yang dipakai pemuda itu, belum lagi tumpahan yang berserakan di lantai.
"Astaghfirullah, maaf, maaf, maaf, maaf sumpah saya nggak sengaja, maaf ya Mas..!!!!, saya terburu2 karena les saya sebentar lagi mulai"
"Bukan salahnya Nona koq, salahnya saya yang nggak kasih peringatan, lagian pintunya belum diajari ngomong, jadi dia tidak tahu musti ngomong apa ketika Nona mau buka pintu..., jadi atas nama pintu dan saya meminta maaf " Pemuda itu bukannya malah marah, tetapi tersenyum dan malah dengan nada bercanda meminta maaf.
"Perlu saya ganti berapa Mas atas cat sama t-shirtnya Mas yang rusak gara2 saya, maaf sekali lagi. Ini kartu nama saya dan Mas telpon saya ya, ntar saya datang ke tempatnya Mas untuk mbayar ganti kerugian, maaf saya musti pergi sekarang karena sudah hampir mulai"
Pemuda itu bengong, kejadiannya berlalu begitu cepat, sekarang dia tak tahu harus berbuat apa selain harus segera membersihkan semua tumpahan cat sebelum orang lain tahu kalau dia telah menumpahkan cat, yah...gadis itu yang menumpahkannya tapi atas kesalahan dia.

Kriiiiiiiiinggggggggg............
"Non Anna, telpon dari Den Ivan...!!!!!" suara Mbok Rumi dari kamar tamu.
"Ya Mbok, terima kasih ya.."
Mbok Rumi tersenyum, sungguh dia begitu senang bekerja di keluarga itu, dia diperlakukan sangat manusiawi, tidak seperti teman2nya pembantu yang lain. Si Denok, teman mainnya sejak kecil yang ikut merantau ke Jakarta, sering dimarahi sama majikannya, sering dibentak2, itupun setiap bulannya gajinya sering ditunda2.
"Sayang, ntar malem pergi ke Hard Rock Cafe yuk...?" jauh dari telepon suara Ivan, pacar si Anna.
"Mmmmhhh, bukannya aku nggak mau, tapi aku capek sekali, lain kali aja ya..." Anna merasa seluruh tubuhnya meriang, suhu tubuhnya naik, matanya mulai berkunang2. Burn out....
"Tapi sayang, kamu dateng dong....soalnya aku udah janjian ngenalin kamu ama temen2ku, aku kan malu kalau kamu nggak dateng." Praakkkk.....suara telpon jatuh, Anna pingsan dan terjatuh di lantai.
Keesokan harinya Anna terbangun dan mendapati dirinya sedang di rumah sakit, ada papa dan mama, dan ada satu lagi pemuda kusut yang langsung tersenyum ketika mata Anna menoleh ke dia. Senyum pemuda itu, oh senyum yang begitu damai, memang penampilannya kumal tapi Anna tidak tahu kenapa dia merasa dalam hatinya bahwa pemuda ini bukanlah orang yang jahat.Oh ya, Anna lambat laun ingat, ini adalah pemuda yang kemarin ditumpahin cat, yang baju dan celananya amburadul karena cat itu belepotan di seluruh tubuhnya. Tapi Anna tak begitu peduli, pemuda ini masih orang asing bagi dia.
"Mah, kenapa Anna di sini...?" Anna mulai membuka pembicaraan dengan mamanya
"Kamu kecapaian sayang, dan kamu kemarin bertengkar dengan Ivan, mungkin kamu terlalu memikirkannya."
"Trus dimana Ivan..?"
"Dia tidak mau kemari, dia masih marah sama kamu barangkali.."
"Oh ya, Mas ini katanya punya urusan sama kamu, dia tadi malem telpon tapi kamu sudah di rumah sakit, jadi mama suruh saja datang ke rumah sakit."
Anna segera menoleh ke pemuda lusuh itu.
"Maaf ya Mas, berapa harus saya ganti atas kesalahan saya kemarin..?"
"Itu bukan kesalahan kamu koq, saya datang ke sini justru untuk meminta maaf karena kejadian kemarin, dan ingin menjenguk kamu semoga kamu cepet sembuh"
"Tapi Mas, biarlah saya ganti kerugian kemarin, tidak apa2 koq"
"Terima kasih sekali, tapi memang benar saya tidak dirugikan, saya malah bersyukur bisa kenal sama kamu dan keluargamu, ini ada buku kecil untuk kamu baca selama di sini."
Veronika decides to die.........*, sekilas Anna melihat judul buku kecil itu, pikiran Anna sudah macam2, wong baru sakit begitu saja koq sudah dikasih buku tentang kematian, wah kurang ajar juga pemuda ini. Tapi dia tidak berani bilang, jangan2 .......
"Terima kasih ya Mas"
"Semoga cepet sembuh ya, jangan lupa berdoa pada Allah, saya pergi dulu, saya ada kuliah sebentar lagi, Assalamu alaykum"
Pemuda itu ngeloyor pergi dengan senyumnya............................

Anna merasa bosan sekali, sudah sehari semalam dia di rumah sakit. Tidak ada yang memperhatikannya sama sekali kecuali mama dan papanya. Ivan memang benar2 marah karena kejadian malam itu, buktinya sampai sekarang sama sekali belum ada telpon dari dia. Dia teringat pada buku kecil yang dikasih pemuda lusuh itu tadi pagi, perlahan dia membukanya...

Veronika, .....seorang gadis yang punya segalanya, gadis kaya raya dan cantik, gadis pujaan para pemuda, tapi suatu saat dia bosan dengan semuanya itu, karena semua itu tidak membahagiakan dia, batinnya masih kosong........

"Bagus juga buku ini" pikir Anna, dia merasa disindir, walau tidak semua dalam buku ini cocok dengan situasinya, batinnya tidak kosong seperti Veronika, dan dia tidak ingin mati seperti Veronika, Anna masih ingin banyak berbuat bagi manusia dam kemanusiaannya di dunia ini, tapi ada beberapa yang membuat dia berpikir semalaman. Mengapa pemuda itu begitu perhatian dengan Anna, di saat pacarnya sendiripun tidak perhatian dengan dia..?. Mengapa senyum pemuda itu begitu damai dirasakannya, mengapa.....

Anna telah jatuh cinta, tanpa alasan mungkin. Karena pemuda itu sama sekali tidak ganteng, pemuda itu lusuh, pemuda itu ya dia adalah pemuda biasa.Tapi caranya memperlakukan wanita, cara dia bicara, cara dia tersenyum........belum sempat dia menyelesaikan lamunannya HP-nya berbunyi............
"Assalamu alaykum Anna.."
"Waalaykum salam, dengan siapa ya...?Anna bingung, suara orang yang tak dikenalnya di ujung sana, rupanya di telepon umum atau di wartel karena latar belakang suaranya ribut seperti kendaran bermotor dan orang bincang2.
"Dengan pemujamu, aku Iman yang tadi ngasih kamu buku"
"Oh Mas ya...."
"Udah baikan...?'
"Alhamdulillah, anyway thanks bukunya ya..."
"Sama2, mmmmhhhhh....aku mau ngomong sesuatu semoga kamu nggak marah...."
"Ngomong apa Mas..?"
"Aku telah jatuh cinta denganmu, aku tahu aku bukan siapa2, aku sudah cukup berbahagia bertemu kamu, syukur jika engkau terima, jika tidakpun aku bisa menerima"
Seperti petir menyambar ubun2 Anna, lidahnya seperti tertekuk2, tak tahu harus bicara apa.....Anna pingsan lagi.....

Dalam pingsannya, Anna duduk berdua dengan pemuda itu di taman penuh bunga2 musim semi, berlatar belakang kincir angin.....................tidak ada siapapun di sana kecuali mereka berdua.............
                                                                







KERINDUAN YANG TEROBATI

Ketika malam yang menyelimuti hari tampa terasa dingin semakin merasuk semua anggota tubuhku, hampir satu jam aku berjalan menyendiri dan menghayal, kerinduan semakin deras, tampa terasa hatiku dibawa arus cinta yang begitu keras sehingga ia menghanyutkanku dalam lamunan yang tiada henti-hentinya.Hari demi hari bulan demi bulan tahun demi tahun tak terasa sudah lima tahun aku ditinggalkan kenegeri orang untuk dicaraikan napkah oleh sang suamiku yang tercinta.
Kring..............kring..............kring.............kring............kring...........kring
Hp ku berbunyi,
Halo ASS...... WR..... WB...... kak ari menelfon
W....W....W....Bagai mana kabarnya adekku sayang dilombok?
Allhamdulillah sehat-sehat aja kak...!!!
Bagaimana kabar kakak di Amerika? Kata zulaihah
Allhamdulillah sehat juga.!!! Ari menyambut
Kak semakin lama dinegeri orang semakin kangennnnn adek ama kakak., kata zulaihah...!!!
Tenang aja sayang tinggal satu bulan kakak disinibaru kakak pulang’’’.
Kakak cepatlah pulang,,kerinduan adek semakin mendalam.’’!!!
Ari menjawab,,, sabar ya dek tinggal 30 hari kakak akan kembali keIndonesia’’’?
Udah ya adek kakak mau kerja dulu soalnya ini dah jam kerja kakak,,dah ya ASS........WR......WB....????
Ya sudah hati-hati ya kakak sayang W.....W....W...!!!
Zulaihah semakin kangen sama suaminya dan ia sangat senang sekali karena suaminya tinggal satu bulan dinegeri orang. Lamunannya semakin mendalam tak terasa 2 jam ia melamun diruang tamu, tiba-tiba datanglah mertuanya.
Ibu susi ketuk pintu.’’
Tok....tok...tok...tok...Ass wr wb
Tok...tok...tok...tok...Ass wr wb nak zulaihah
Zulaihah kaget sekali dan ia sadar dari lamunannya’’???
Ya sabar bentar...!!!
Wetttt Ibu......’’’
ASS............WR............WB...............
W............W..............W...............
Silahkan masuk buu...........
iya,,,,,,,,,,, nak kok kamu klihatan ceria banget ,,,,,,,,,, ada apa dengan nak zulaihah ????
hari ini aku senang banget soalnya ka’ ari tadi nelpon.
Nak ari nelpon ???????
Iya bu,,,,,,,,,,,,,,,,
Apa katanya ?
Tinggal 1 bulan dia akan  pulang dari amerika , zulaihah senang banget bu.
Keduanya saling berpelukan ia sangat gembira dan bahagia ketika dia di kabari kalao suaminya akan pulang.
Ibu,,,,,,, kemana bapak ? kenapa dia gak ikut kesini ?
Ooooo bapakmu lagi sibuk di sawah ngurusin tembakaonya.
Tunggu sebentar ya bu, ibu maunya teh atau kopi ?
Tidak usah repot  nak ! kopi aja, dan bila perlu keluarin semuanya.
He,,,,,he,,,,he,,,,,,, mereka tertawa membikin hangat suasana.
Ini kopinya bu,,,,,,,,
Ibu besok kalau ka’ ari pulang, gimana kalo kita pergi santai utuk merayakan kembalinya ka’ ari ke lombok ?
Ya g’ apa-apa’’’tapi kira-kira kita mau pergi kemana? Kata bu susi
 Kita perginya kepantai aja ,,,!!! Gimana bu???
Bisa saja tapi ingat kita harus kemakam orang-orang alim dulu untuk mengambil keberkahan.
Yang pertama kita kemakam TGKH. M. ZAINUDDIN ABD MAJID, yang kedua kita pergi kemakam SELAPARANG kemudian kia kemakam GAOS ABDURRAZAK dan yang terahir kita pergi kepantai,, bagaimana anakku???
Boleh boleh aja ‘’ kata zulaihah pada mertuanya.
Tak terasa sudah tiga jam mereka ngobrol, tiba-tiba mata ibunya memandang kearah jam.
Asstagfirullah hampir petang ibu dah disini, nanti bapakmu marah,,ibu pulang dulu ya anakku,,
Ibunya langsung berdiri.....!!!
Kok ibu cepat-cepat pulang ?? g’ nginap bu?
Ndak soalnya besok bapakmu ndak ada temennya kesawah, ibu pulang dulu ya.
Hari demi hari jam berputar tak mengenal leleh untuk berputar 24 jam’’ Zulaihah yang begitu sabar menantikan suaminya yang akan datang minggu depan, ia sudah tak tahan lagi satu hari terasa satu tahun ia tidak bisa tidur saking senangnya suaminya akan pulang dari negeri orang. Penantian yang dijalankan sama zulaihah sudah akan tiba, kerinduan yang begitu mendera perasaan  akan segera terobati,sabar,sabar,dan sabar akan kedatangan suaminya.
Kring.........kring...........kring.....kring.............kring
HP nya berbunyi, hatiya bergetar-getar ternyata yang misscall adalah suaminya.
ASS..........WR...........WB.......ZULAIHAH
W.........W.........W.......KAK ARI
Lagi ngapain katA ARI
Adek lagi kangen kakak mau pulang....!!!
Kakak dah dibandara ni sayang
Ya allah kakak dah datang bandara kata zulaihah
Ya dek kakak dah mau naik texiini!!!
Tunggu aja kakak dirumah kakak dah jalan’’’
Ya kakakku sayang.
Zulaihah memberes-beresi kamarnya dan mempersiapkan jamuan untuk suaminya yang akan datang,dan ia sangat senang  suaminya yang pulang dari negeri orang.
Tiiiiiiiiiiiiiit...............................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
 Suaminya datang, ia langsung keluar setelah ia dengar suara bel mobil yang baru datang.
Suaminya datang, suaminya keluar dari mobil zulaihah langsung memeluk suaminya dan tak terasa tetesan airmata bercucuran  di kelopak mata isitrinya yang begitu rindu sama suaminya,.
Sekarng sudah terobatilah kerinduan yang bertahun tahun dirasakan oleh zulaihah.













Cinta Tak Berwajah
Sekian lama aku memperhatikan gelagatnya, gadis itu masih juga di situ, tidak ada tanda-tanda untuk dia beranjak pergi. Sesekali aku mencuri pandang rintik putih yang gugur menuruni lurah pipi yang gebu itu. Tanpa mempedulikan orang yang lalu lalang, gadis itu terus menangis. Cantik juga, ada gelombang merambat di dalam dadaku. Namun kecantikannya pudar dihanyutkan oleh airmata.
Aku terasa ada getaran halus menyentuh dawai-dawai hatiku. Lantas, gadis manis itu kuhampiri.
Sedikit tersentak gadis itu, bila menyedari kehadiranku. Seperti seorang kakak yang mengerti naluri adik kecintaannya, aku membelai rambut gadis itu. Tiba-tiba dia menghantar sendu yang semakin dalam ke ruang dada.
“Mengapa menangis dik? Apakah yang telah membuat hatimu tercalar begini?
” Gadis itu mengangkat mukanya perlahan-lahan. Jelas memperlihatkan wajah yang cukup muda untuk menanggung penderitaan yang cukup berat. Matanya yang comel seperti mata kelinci itu juga mula membengkak.
Gadis itu menjawab dengan suara perlahan namun dapat juga kutangkap kata-katanya. “Adik, telah putus cinta kak.
” Jawapan yang telah kusedia maklum dari awal walau intipati ceritanya belum aku ketahui, “Adik amat mencintai dia. Dia adalah cinta pertama adik. Namun akhirnya adik terpaksa meninggalkan dia. Adik tinggalkan dia kak.”
“Mengapa begitu dik? Mengapa membiarkan sahaja cinta itu berlalu sedangkan hati merasa amat sakit sekali.”
Gadis itu memandang jauh ke depan seperti ada jawapan pada lantera di hujung kaki langit. Lama dia berdiam dengan ekor mata yang amat redup. Aku tetap tidak beranjak dari tangga batu itu. Inginku selongkar selingkar kisah yang menjerut tangkai hati gadis ini. Akhirnya dia kembali bercerita kisah dukanya.
“Kak, adik tinggalkan dia kerana adik merasakan usia adik terlalu mentah untuk bercinta. Adik takut juga jika dia tidak mampu membahagiakan adik. Maka atas alasan kosong itu adik tinggalkan dia. Mulanya adik fikir adik kuat menghadapi perpisahan ini. Adik ingat adik boleh hidup tanpa rasa cinta. Tapi lihatlah apa yang terjadi, adik menyesali perpisahan dan mula kenal erti rindu. Alangkah egonya diri adik ini.” Aku mendengar dengan teliti butir bicara gadis itu. Aku mengerti dia sebenarnya berada di hujung kekeliruan. Masih belum cukup kenal apa maknanya cinta.
“Dik, mahukah adik mendengar satu kisah cinta tak berwajah?" Aku bertanya.
“Kisah apakah itu kak? Ya, adik ingin mendengarnya.” Gadis itu mengiyakan. "Beberapa tahun lalu ada seorang gadis bernama Farisha. Dia telah berkenalan dengan Fikri, seorang yang menarik dan unik sifatnya melalui chatting dalam internet. Mereka sama-sama gemar berpuisi, menulis dan suka bergurau . Mereka menjadi sahabat yang sedia berkongsi apa juga masalah."
“Kemudian bagaimana kak? Bercintakah si Farisha itu dengan Fikri?” Gadis itu tiba-tiba menyampuk kerancakanku bercerita. Kulihat matanya tidak lagi banjir oleh manik putih. Malah penuh tanda tanya dan sifat ingin tahu yang memuncak. Seketika, aku biarkan gadis itu dengan persoalannya. Kusambung kembali kisah cinta ini.
"Kian tahun persahabatan mereka kian akrab. Segala cerita suka dan duka dikongsi bersama. Namun dalam tempoh itu, mereka tidak pernah bertemu walau sekali. Sekadar berhubung melalui sms, email atau chating. Mereka sama-sama memutuskan untuk tidak ingin berjumpa. Kerana pertemuan hanyalah mengundang sakit hati saat masing-masing ingin pamitan. Namun rupanya persahabatan itu bertukar menjadi cerita lain pula."
Aku menghela nafas dan meneguk sisa air liur yang tertakung. Kulihat gadis itu tidak berpuas hati dan meminta aku menyambung cerita lagi. “Kak, teruskan bercerita. Adik ingin tahu apa yang terjadi pada mereka.”
"Persahabatan itu telah mengundang rasa cinta pada diri Fikri. Dia tenggelam timbul dalam lautan asmara yang memanah naluri lelakinya. Rasa cinta itu membuat dia berani menyuarakan hasrat menyunting bunga bernama Farisha. Lalu petang yang sepi itu dia menghubungi Farisha."
“Farisha, aku ingin bersemuka denganmu, kita jumpa.” Fikri meluahkan hasratnya.
“Untuk apa Fikri? Bukankah kita telah memutuskan untuk tidak bertemu. Kau juga pernah mengatakan bahawa persahabatan boleh hidup tanpa pertemuan.” Kata Farisha.
"Maafkan aku. Tapi kali ini aku merasakan amat perlu menemuimu. Ada sesuatu yang ingin kuluahkan.” kata Fikri terus dengan hasratnya. “Luahkan saja di sini. Selama ini pun kita hanya berbicara di sini." Tegas Farisha.
Aku meneguk air mineral yang masih berbaki di dalam botol. Aku jadi dahaga pula setelah kian banyak berbicara. Kali ini gadis itu lebih sabar menunggu kisah itu disambung. Aku menarik nafas cukup panjang sekadar untuk mencari kekuatan. Sesaat kemudian kisah itu kusambung lagi.
“Farisha aku jatuh cinta padamu. Jatuh cinta pada ketinggian budimu. Kau banyak memberikan aku semangat setelah percintaanku dulu lebur. Kau katakan padaku bahawa hidup bukan sekadar untuk diteruskan tapi harus diperjuangkan. Katamu, relakan saja jika cinta itu memilih untuk pergi. Kerana cinta yang ikhlas tidak akan membuat jiwa merasa menangis dan terhiris. Cinta adalah untuk membangkitkan kekuatan dan bukan untuk menghinakan diri sendiri. Itu yang kau katakan Farisha, saat aku berduka ketika orang yang aku cintai mengikut lelaki lain. Akhirnya aku mengerti, Tuhan telah sembunyikan mentari semata-mata untuk menghadiahkanku pelangi. Kaulah pelangi itu Farisha.” Fikri terus meluahkan apa yang terbuku di hatinya.
“Wah, Fikri seorang yang sangat romatik kak. Pasti Farisha menerimanya kan.” Belum sempat aku menyambung cerita, gadis itu lebih dulu memotong dengan senyum di bibir. Mungkin dia terbayang cerita Hindustan yang bermula dengan persengketaan dan berakhir dengan peleraian yang cukup manis. Menari dari satu lembah ke satu lembah dengan ratusan gubahan lagu yang asyik.
“Tidak dik. Farisha menolak cintanya mentah-mentah. Seperti dirimu juga, dia terlalu egois kerana dia menyangka dia boleh hidup tanpa cinta. Dia takut bercinta, takut jika tidak menemukan kebahagiaan. Maka atas alasan remeh itu dia tinggalkan saja ikatan itu tanpa bersambut.
Hari demi hari persahabatan mereka kian renggang. Farisha tidak pernah lagi menyambut panggilan, membalas sms dan juga email dari Fikri. Dia biarkan saja lelaki itu terkapai-kapai dihanyutkan gelombang emosi yang sakit. Dia nekad memutuskan persahabatan itu. Akhirnya persahabatan itu lenyap sama sekali dari muka bumi.
Tahun demi tahun berlalu dengan usia yang kian beranjak. Esok genap tiga tahun perpisahan antara mereka. Setelah Fikri pergi dari hidupnya, Farisha merasa sunyi sekali. Dia merasa rindu yang teramat hingga membuat batinnya menangis. Siang malam dia berdoa semoga persahabatan itu kembali terjalin. Kini, dia pula benar-benar jatuh cinta pada Fikri."
“Benarkah Farisha jatuh cinta? Kalau begitu, kenapa dia tidak menghubungi Fikri saja kak?" Soal gadis itu.
“Sudah dik, berkali-kali dia menghubungi Fikri namun gagal. Nombor telefonnya tidak aktif lagi.” Kataku.
“Kan dia punya alamat email Fikri kak. Kenapa dia tidak mengirim email saja?” Soal gadis itu lagi.
“Farisha telah memadam semua email Fikri yang tersimpan di dalam emailnya termasuk alamat email Fikri juga.” Aku menjawab.
“Lantas kisah ini tamat di sini saja?” Gadis itu menyoal seolah-olah tidak berpuas hati dengan peleraian cerita tersebut.
“Tidak dik, kisah ini belum tamat.” Kulihat mata gadis itu kembali bersinar seperti cahaya mentari yang sedang tegak di atas kepala dan mengundang banjir peluh yang cukup banyak. Aku meneruskan cerita.
"Tiga tahun Farisha mencari Fikri namun pencariannya gagal. Akhirnya pada saat dia benar-benar putus asa, dia mendapat sebuah hadiah yang tak ternilai harganya. Pagi itu Farisha membuka kotak emailnya. Tertera nama pengirim yang pernah sebati dalam hidupnya. Email itu dibuka dengan penuh debaran.
Farisha, maafkan aku kerana tiba-tiba sahaja mengirim email ini buatmu. Aku merinduimu Farisha. Tiga tahun aku belajar untuk melupakanmu dengan mengembara ke negara asing, namun aku gagal. Ingatan dan rindu itu menjadi satu hingga membuat aku kaku untuk melangkah. Sudah berumah tanggakah kau Farisha? Semoga sahaja kau bahagia dan ceria menghadapi hidup ini. Aku masih seperti dulu. Masih Fikri yang sama dengan impian dan cita-cita melangit untuk memiliki seorang gadis bernama Farisha. Balaslah email ini Farisha, walau hanya sepatah perkataan kau tulis aku cukup bahagia.”
Gadis itu tergelak. Aku hampir terlupa bahawa ada gadis manis yang duduk di sisiku kerana terlalu asyik bercerita.
“Teruskan ceritanya kak.” Pinta gadis manja itu.
"Email itu membuat hati Farisha kembali berbunga mekar dan mewangi. Kali ini dia tidak berfikir lama untuk meluahkan isi hatinya. Penantian selama tiga tahun itu membuahkan hasil yang cukup manis. Dia menerima kehadiran Fikri dengan seluruh rasa syukur dan gembira. Bermula episod baru, dengan ikatan cinta yang kian mendalam. Kemudian mereka memutuskan untuk mengatur pertemuan pertama hujung bulan tersebut.
Cinta telah membuat hidup Farisha berubah. Dia menjadi ceria dan ringan mulut untuk bertegur sapa dengan semua orang walaupun ada di antaranya yang tidak dia kenali sama sekali. Seperti ingin dia jeritkan di telinga mereka tentang kebahagiaan yang dia rasakan. Dia ingin berkongsi tentang rasa itu pada semua orang. Tidurnya tidak pernah lena kerana ada saja khayalan indah yang datang menyucuk-nyucuk akalnya.
Alangkah bahagianya Farisha saat itu. Sebolehnya dia ingin memiliki sepasang sayap yang boleh membawanya terbang menemui teruna hatinya. Menghantar rindu yang kian kuat bertamu. Memuntahkan lahar sayang disulami mutiara-mutiara cinta yang akhirnya menjelmakan sebuah kenangan manis. Namun impian hanya impian belaka jika takdir memintas segalanya.
Malam itu Farisha menerima sebuah panggilan kecemasan dari seseorang yang menggelarkan dirinya sebagai sepupu Fikri.
“Fikri ditimpa kemalangan jalan raya. Sekarang dia dalam keadaan kritikal.” Kedengaran suara seorang lelaki dalam telepon.
Malam itu juga Farisha mengambil penerbangan ke Kuala Lumpur dengan doa yang tak putus semoga Fikri melepasi saat-saat kritikal.
“Ya Tuhan, ini adalah pertemuan kami yang pertama, jangan jadikannya yang terakhir.” Air matanya kian deras dan sendu yang kian meninggi.
Kaku, bisu dan cedera parah hanya itu gambaran yang dapat dia berikan sesaat melihat tubuh Fikri. Amat lemah sekali hinggakan dia tidak segan menangis, teresak-esak. Jari-jari Fikri digenggam erat. Dikucupnya jemari itu dengan harapan Fikri menyedari kehadirannya. Namun, tubuh yang tak berdaya itu akhirnya akur dan menyerah pada suratan azali menyahut panggilan kubur. Fikri telah pergi dengan membawa cintanya."
“Dik, kisah ini sudah tamat. Maafkan kakak kerana membuatmu sedih. Ambillah iktibar dari cerita ini dik. Jangan menolak jika cinta itu memilih untuk singgah di hatimu jika sesungguhnya jiwamu tidak merelakan cinta itu pergi. Terimalah dia seadanya.” Seperti tersekat-sekat suaraku berkata.
Aku lihat gadis itu menangis dengan penuh dramatik. Dia merenungku cukup dalam dan kemudian memelukku erat. Aku membalas pelukannya.
"Terima kasih kak kerana menceritakan sebuah kisah yang memberikan kesan abadi dalam diri adik.” Gadis itu menghulur tangan untuk bersalaman. Aku menggangguk dan meminta izin untuk pergi setelah kisah itu tamat kuhikayatkan. Aku melangkah menuruni tangga batu itu dengan hadirnya suara di hujung kuping telingaku. Cukup jelas pengucapannya.
“Kau kisahkan lagi cerita kita pada gadis itu Farisha?”
“Ya Fikri, aku akan terus menceritakan kisah kita itu pada sesiapapun juga yang sudi mendengarnya."
Angin bertiup membelai tubuhku dan aku menikmatinya seolah-olah itu adalah dakapan dari seorang lelaki yang mengajar aku menulis puisi dan mengenalkan aku makna rindu. Fikri, semoga damai menemani kau di sana. Aku berganjak pergi, lantas airmataku gugur satu satu.
TAMAT















MIMPIKU YANG HILANG


Pagi yang cerah ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,!jam telah  bergeser tiga puloh tiga menit dari pukul tujuh,ketika ratusan baju putih biru berhamburan di halaman sekolah para guru sudah mulai menyebar kesetiap kelas kepala sekplahpun sudah bergagas dimuka kelas,sinar mata hari pagi yang bertebaaran bagai dimuntahkan dari bla lampu raksasa,menerpa baju-baju putih mereka memantulkan sinar kemilaunya menyilaukan mata,menggoreskan siluet putih terang pada tembok-tembok sekolah batang pohon jati emas yang banyak tumbuh di halaman sekolah serta wajah-wajah cerah dibalik jilbab topi mereka.Mereka berebutan berlari seperti berlomba untuk lebih sampai bergerombl kesebuah  daftar yang ditempelkan disetiap pintu  kelas ,ini merupakan hari yang sangat istimewa bagi siswa-siswi SMP Berbeda halnya dengan gadis berrbulu mata lennntik ini tidak bisa merasakan menariknya hari pertama seperti yang dirasakan temannya karena keadan yang tidak memungkinkan,baju putih biru yang sehs=arusnya  digunakan pada hari pertama massuk seklah akan tetapi tidak bisa dipenuhi oleh ibunya Vania sehingga Vania hanya berdiri di belakang sekolah ,namun tidak seperti teman-temannya yang lain lagi sibuk-sibuk mencari ruangan baru untuk ditepati,akan tetapi Vania masih saja berdiri di belakang sekolah beberapa menit kemudian ada seorang anak laki-laki berlari kearah vaniadengan lambaian topinya di atas kepalanya kulit wajah ovalnya coklat sawo mateng agak berkilau dibalik butir-butir peluh dan beberapa rambut yang terjatuh dikeningnya,kemudian mengajak Vania kenalan,kamu siapa? kata Asri,I,Vania ,,,!kamu sendiri siapa? Asri,,,! Ooh pasti kamu salah satu siswa disini ya,kata Vania,,!Ya? kamu masuk dikelas mana Asri ?aku masuk di kelas IA Vaniapun merundukkan kepalanya sambil mengatakan kalau aku ndk tau harus masuk kekelas mana ainya waktu pembagian kelas aku tidak bisa masuk seperti kalian, Asripun langsung menyahut ,ohhh kamu juga siswa SMP sini ?tapi kenapa kamu tidak masuk seperti pengumuman yang sudah ada ,panjang ceritanya Asri,,,!tapi bisa kamu cerita sama aku kan Van,,,!Ya dah aku mau pulang dulu ,aku takut ibu, aku capekmenunggu kedatangan aku , emangnya kamu mau kemana Van?vaniapun terdiam ,,!Van,,,!kenapa kamu diam maaf kalau aku memaksa kamu Van tapi aku penasaran aja setiap aku Tanya kamu pasti kelihatan seperti orang ketakutan ,maaf Asri aku harus pulang,Vaniapun langsung pulang.
Sesampai di rumah Vaniapun langsung menghampiri ibunya untuk membantu ibunya bekerja seperti biasanya yang dilakukan Vania yaitu mengembala kambing punya orang.kemudian ibunya bertanya Van,,!Gimana sekolahnya tadi ? Vania hanya tersenyum sambil menatap ibunya yang sedang menyiapkan makanan untuk Vania untuk dibawa pergi mengembala kambing punya orang,Vaniapun langsung mengambil makanan yang sudah disiapakan ibunya kemudian pergi.
Asri,,,,!Tunggu ,,,,!Ada apa? Rini , Husain kok kalian memanggil aku, ya Asri kami emang memanggil kamu alnya kami penasaran aja tadi waktu di sekolah kami melihat kamu berjalan menuju belakang sekolah dan disana ada seorang cewek berdiri tidak mengenakan baju seragam , ya kata Asri,,!kamu ngobrol ya sama dia,emang kamu kenal dia ya,Asri? Kata Husain,Asripun kelihatan bengong ketika ditanya sama temanya ,As,,,!!! He,,,!!!kenapa kok kamu bengong gitu,,,,,!As udah kalau kamu ndk mau cerita ya udah, ndk ap-apa kami ndk maksa kamu kok .Bukan begitu Rini,Husain akupun juga ndk tau siapa wanita itu, emang kamu ndk sempat kenalan ya? Dia cuman menyebut namanya dan katanya juga dia siswa disinya ,pi kok bisa kata Rini,Ya? Aku juga sempat ndk percaya,tapi itu dia bilang sama aku terus langsung pulang . Asri kamu tau rumahnya gak?tanya Husain alnya aku ada rencana besok kalau dia sekolah lagi kita harus ikuti dia dari belakang biar kita semua tau rumahnya dan bisa mengenalnya bila perlu jadi,,,,,,!Jadi apa,,,,,,? Jadi pacar gitu ,,,,ucap Rinni, eeh kamu Rin negative aja pikirannya,kamusih.Udah–udahucap Asri    .Hari sudah berganti ke hari kedua tanpa melihat daftar yang tertempel disetiap pintu kelas, Vania gadis berbulu mata lentik itu masuk ke kelas baru bersama teman-teman yang lainnya,selama bebrapa jam duduk,sejenak Husain mengedarkan pandangannya berkeliling ke beberapa anak yang sudah menempati beberapa diantaranya dua puluh lima bangkau yang tersedia sebagian besar justru sudah memilih tempat di belakang dan beberapa diantaranya teman bermainnya yaitu Rini,Asri dan yang lainnya, beberapa yanglain dikenalnya hanya sebatas nama,tidak lama kemudian Rini dan Asri datang menduduki bangkau kosong yang berada di depannya Vania tanpa melihat belakang kemudian mereka menaruh tas topinya pada laci di bawah bangkau tapi topinya Asri malah jatuh kebawah kearah Vania, tanpa sadar Asri dan Vania sama-sama memegang topi yang jatuh kemudian saling melepas pandangan Asripun terkejut,dengan suara yang lantang menyebut nama Vania.Vania,,,,,,,,,!Ya,,,,,kamu duduknya disini? Semua teman-teman mengarah pandangannya kemereka berdua sehingga Rini dan Husainpu mengetahui namanya Vania,tiba-tiba saja Husain membisikkan Rini,Rin,,,,,,! Ya ,,,,! Aku ad aide,,,,,,!IDE APa Hus,,,, ?kita suruh satu-satu maju untuk memperkenalkan dirinya,nah setelah itu kita tau dong alamatnya cewek misterius itubisa kita ikuti ,gimana Rin,,,,Okey jawab rini mereka langsung menemui Asri sambil member tau Asri idenya Husain dan diapun setuju, dengan ide temannya rencananya pun berjalan dengan baik seperti yang mereka inginkan sampai akhirnya waktu pulang sekolah sudah tiba,Vaniapun menyegerakan diri pulang untuk segera menggantikan posisi ibunya bekerja yaitu sebagai pengembala kambing yang memang sudah lama menjadi pekerjaannya sama ibunya.Tanpa sepengetahuan Vania ,Asri,Husain dan Rini  mengikuti langkahnya Vania untuk menuju kerumahnya sesampai dirumah Vaniapun mengucapkan salam sama ibunya lalu mencium tangan ibunya, tidak lama Vania istirahat ibunyapun kembali menanyakan sekolahnya Vania .Van,,,,,Bagaimana hari kedua sudah kamu lewati kata ibunya,padahal itu merupakan hari pertama masuknya Vania ke sekolah .Bu,,,,,! Ya Van,,,? Sapertinya Vania ndk betah sekolah di sana ?Kenapa Van kok kamu bisa ndk betah emang ada yang usil sama kamu?Bukannya begitu bu,tapi sekolah itu ndk layak untuk aku bu,karena itu sekolahnya anak-anak orang kaya dan sekolah itu memiliki peraturan yang sangat ketat terutama masalah kerapian dan admisterasinya sementara kita untuk makan sehari-hari saja sangat sulit sekali buk apalagi untuk spp setiap bulannya belum kebutuhan kelas yang lainnya ,,! Ya juga sih Van,tapi ibu mau kamu seperti anak orang lain bisa menduduki bangkau sekolah,itukan mimpi kamu selama ini Van sehingga kamu itu mati-matian bantu ibu bekerja untuk mencari biaya untuk kamu sekolah .Ternyata Asri masih saja berdiri disamping jendela tanpa sengaja pun Asri mendengarkan pembicaraan Vania dengan ibunya, dan airmatanya sudah tidak bisa tebendung lagi mendengar cerita kehidupan Vania akan tetapi Asri belum tau apa pekerjaan Vania selama ini.








TERAJUTNYA  JALINAN KASIH
            Di sebuah desa yang nyaman, indahnya panorama pemandangan alam terlihat bentangan petakan-petakan sawah dengan tanaman padi yang menguning, laksana lintaan kalung emas yang melingkar di leher bidadari dari kayangan, terlihat juga  para penuntut ilmu yang berjalan beriringan dengan canda riangnya menjadikan suasana pagi di desa anjani semakin terasa hidup dan termakna.
            Sambil menikmati secangkir kopi yang di iringi oleh harumnya bunga melati yang bermekaran di halaman rumahnya. Andi duduk menyendiri hanyut dalam lamunan merenungi perjalanan  cintanya yang begitu pupus oleh ganasnya topan dan badai. “Assalamualaekum”Waalaikum salam”. Sambut Andi , tersentak “sini duduk” ada apa”  nih nganter undangan”jawab Pemuda yang  menganter undangan itu “Makasih”, Sama-sama” balas pemuda tadi kemudian langsung pergi. 
            Tanpa berfikir panjang Andi langsung mengambil ponsel dan menekan nomer  yang bertuliskan  nama Tiya, sosok gadis yang benar-benar sangat di sayanginya, meski sekarang posisi hubungan mereka sedang retak, namun di dalam hati Andi kekokohan jalinan Cinta kasih itu sangat terasa masih kokoh di dalam sukmanya, “Assalamualaikum Dek, bisa ngak besok temenin kakak menghadiri acara resepsi” kata Andi tanpa basa basi, “Waalaikum salam  bisa. jawab Tiya singkat.
            Seiring tengelamnya rembulan, mentaripun muncul dengan senyumanya yang terasa menghangatkan. alam  sebagai pertanda datangny pagi, Andi  langsung melaju sepeda motornya menuju sebuah kos tempat Tiya  tinggal. Sesampainya disana, Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya, suasana dinginpun menyelimuti dua insan yang sama-sama memendam gelora  rasa yag tak mampu terucap oleh kata.
            Disela-sela hujan yang lebat  Andi dan Tiya duduk berdua sambil bercanda “ rasa kasih sayang ini semakin  sangat terasa di daam aliran darahku Dek” ucap Andi, yang di sambut oleh seribu diamnya  Tiya, Andi memaklumi itu memang gayanya Tiya.
            Tak lama  hujanpun mulai reda, Andi langsung mengajak Yiya  menuju lokasi acara resepsi temanya, mereka berdua tidak lama di sana, selesai menikmati hidangan Andi langsung beranjak, mengajak Tiya menuju sebuah tempat yang  bernama lembah Hijau. Yang salah satu tempat pariwisata.
            Andi berjalan sambil memegang jemari tangan Tiya menuju sebuah danau yang terlihat tenang dengan bermacam-macam ikan di dalamnya, “kita duduk disana yok Dek” Ajak Andi sambil menunjuk sebuah tempat bersinggahan yang posisinya persis di pinggir danau. Tiya mengikuti  langkah Andi.
Disanalah Andi menumpahkan semua isi hati dan perasaannya selama mereka berpisah.

Disanalah Andi menumpahkan semua isi  hati dan
Perasaanya selama mereka berpisah.
            Bunga-bunga ikut menyaksikan ungkapan yang tulus terlontar dari bibir Andi yang mendapat sambutan hangat dari Tiya, lembah hijau adalah saksi  biru terajutnya Cinta dan kasih  antara dua insan yang sebenrnya  sama –sama masih sangat saling menyayangi.
            Andi menggengam tangan Tiya sambil berjalan-jalan mengitari taman yang ada disana. “Tangan ini takkan ku lepas  lagi” itulah torehan yang ada didalam hatinya.
            Selami jiwaku yang terdalam
            Namun setetespun ketenangan
            Tidak ku temukan
            Meski semua mata sudah terpejam
            Di bawah langit yang tak terbintang
            Ku tatap langit, gerimis tak ku pedulikan
            Kuingiin menatap wajah mendengar suara
            Semua ketenangan ku
            Dan melihat senyum dari bibirnya yang imut.
            Ternyata......
            Ada padanya.
Itulah ungkapan  perasaan Andi terhadap
Kekasih hatinya yang tidak lain adalah Tiya dan setelah itu
Langsung mengantarkan Tiya ke kosnya dengan
Membawa senyum kebahagiaan yang ngak
Kan bisa diukur besarnya.


Tidak ada komentar: