SAYAP-SAYAP CINTA
Langit biru terbentang
tanpa ujung, menyiratkan begitu tenangnya kehidupan dibumi yang tak bertepi,
mentaripun dengan bebasnya menebar pesona kehangatan,disambut oleh riangnya
seisi alam semesta, udara yang sejuk menambah syahdunya pagi itu.
"Kak pinjem
hpnya" , kata cewek yang ngkos di rumah Rio, "Tu ambel sendiri"
jawabnya, sambil mempersiapkan perlengkapan olahraganya, sepulangnya Rio
langsung mandi dan sarapan. Dengan kerinduan yang membara terhadap pacarnya
yang kini berada jauh diseberang Rio mengambil hp, kemudian memainkan jemarinya
menekan nomer yang sudah dihafalnya.
"Asalamualaikum
sayang", "Waalaikumsalam" jawabnya dengan suara yang agak sedih,
" Ada apa sayang kok nangis", "Kakak tidak usah berpura-pura
adek udah tau semuanya", jawaban yang sangat mengejutkan dan diluar dugaan
Rio,saat itu juga kerinduannya berubah menjadi kebingungan, "Makanya ada
apa?, kakak baru pulang lari ni" sambil larut dalam kebingungannya.
"Adek sudah tau kalau
kakak itu udah punya yang laen selaen adek",. Rio langsung
terdiam seribu bahasa, seperti orang yang kesambar petir, hangus, lebur,
dan jatuh kebumi, dikala sayap-sayap cintanya mengepak. Tanpa berpikir panjang
Rio langsung menutup hpnya,"Abik...." "Ada apa kak" yang
dipanggil langsung kehadapan Rio yang saat itu memendam kemarahan laksana
gunung yang gak mampu menahan larva didalamnya. "Siapa yang nelfon tadi"?
"kak Dewi" katanya, "terus kamu bilang apa?", Abik pun menceritakan
semuanya.
Tubuhnya langsung
bergetar, dia merasakan darahnya berhenti mengalir setelah mengetahui
permasalahannya. Tidak lama kemudian hp yang masih di tangannya tiba-tiba
berdering, "gimana kak"?, adek gk nyangka kakak begitu tega ngeduain
adek". Mendengar perkataan itu, Rio langsung diam "kenapa ini harus
terjadi", teriaknya dalam hati. "Ya, kakak emang ngeduain adek",
jawabnya polos. "sekarang apapun keputusan adek, kakak akan terima dengan
pasrah". Saat itu juga patahlah sayap-sayap cintanya, yang selama ini
selalu melang-lang buana yang tidak pernah gentar menghadapi badai dan
gelombang, namun kini Rio harus mengakui ganasnya badai dan gelombang itu kini
telah mematahkan sayap-sayap cintanya.
"Seperti inikah
perjalanan cinta yang menyapaku", keluhnya dalam hati.
Tamat
SUNGAI KASIH
Dipagi hari itu cuaca nampak indah.
Seorang pria nampak berlari – lari santai sambil menikmati hembusan angin pagi
hari itu.Pria itu bernama sukma. Kemudian pria itu duduk disebuah sungai tempat
dimana ia sering kunjungi selesai lari pagi.
Ada
suasana yang menambah indahnya pemandangan pagi itu, ia melihat sosok gadis
dengan jilbab putih bersih, sedang mencuci mukanya di sungai. Sukma memandangi
wajah gadis itu dengan senyum manis seorang diri. “ indah sekali wajah gadis
itu, matanya begitu bening”.
Keesokan
harinya sukma mencoba pergi melihat keberuntungannya kembali, ia pergi ke
sungai itu dengan niat ia bisa melihat wajahcantik gadis itu. Tapi setibanya di
sungai itutidak nampak sosok gadis, hanya nampak bantaran pohon yang melambai –
lambai tertiup angin, Sukma mencoba melihat setiap pandangan mata tapi tak ada
seorang pun disana. Kemudian ia duduk dibawah pohon di tepi sungai itu” Dimana dikau
gadis cantik aku ingin sekali melihat senyum manismu yang asri dan matamu yang
bening”. Tak lama kemudian ia kaget tak menyangka gadis yang dinanti – nanti
muncul di hadapannya.
“ Kak kenapa tidur disini”
“ Mmmmmmm” Sukma tidak bisa berbuat apa
– apa ia terpaku melihat aura gadis itu.
“ Adek namanya siapa?”.
“Bq.Indah”.
“ Wahhhh sungguh indah nama adek”
Mereka
berdua berbincangseperti orang sudah lama kenal.Saatnya Baiq Indah harus pulang
nanti di cari sama ibunya” Kak adek pulang dulu ini sudah siang”.“ Dek tunggu
dulu, kalau boleh aku minta no Hp-nya dong!” kemudian Baiq memberikanya. Di seluler mereka akrab
sekali. Suatu hari Sukma mengajak Baiq berjumpa di tepi sungai dimana ia
melihat wanita itu pertama kali. “Baiq, sebelumnya sya minta maaf dan jangan
salahkan kakak bila ingin mengatakan sesuatu.” “Kakak mau katakan apa?”sahutnya“
Dek kakak cinta dan sayang sama adek, sejak kakak menatap senyum indah adek adakah
air mata cinta yang bisa kakak timba di hati adek”. Baiq pun tersenyum, sambil
menatap mata Sukma dan berkata “ .”Ya Kak, ada, dan hanya adek berikan untuk
kakak karena adek merasakan apa yang saat ini kakak rasakan”. “ Maksud adek,
adek menerima cinta kakak”. Kemudian sukma tersenyum “ benarkah”.
Sukma
bersujud mengucapakan syukur kepada Allah karena sudah sekian lama menjomblo
dan ini terakhir kali ia melihat indahnya sesosok wanita yang telah Allah
berika kepadanya.
CINTA
YANG HILANG
Malam
kian berlalu hari begitu gelap dalam hidup ini akankah diriku seperti bunga
yang selalu layu, dan tak pernah mekar dan segar.aku mencoba untuk menatap
langit yang ku lihat hanyalah pepasiran dan bintang yang berkemerlapan yang mewarnai
keindahan langit, tetapi kenapa langit tak seindah yang aku bayangkan, padahal
kalau dipandang dari bawah kelihatan indah sekali, tetapi ketikaku beranjak
naik dan masuk kedalamnya terasa suram, ngeri dan menakutkan, rasanya aku ingin
pergi dan berlari darisitu, tetapi aku
takut ketinggian yang akan membuatku dan bayanganku akan terdampar kebawah.
Awan – awan dan kisi – kisi kesadaranku akan lenyap dari pandangan mata dan
awan akan terjatuh dan tidak akan kembali untuk selama – lamanya, seandainya
awan tahu akan seperti ini apa yang ada di atas sana mungkin awan tidak akan
naik dan melihatnya apalagi masuk kedalamnya.ingin ku melupakan semua kenangan
indah kita tapi bayanganmu dan matamu selalu selalu ada dalam setiap desahan
nafas dan kalbuku. Telah ku mencoba untuk mengakhiri semua ini namun hanyalah
sia – sia belaka, hati bagaikan belahan kaca yang tidak bisa bersatu lagi,
bagaikan ombak dengan langit, bagaikan pasir dengan tanah telah kumencoba
mempersatukannya tetapi tadak bisa, telah ku coba hembuskan nafas untukmu namun
yang ku dapat titikan air,ku coba untuk membuka jendela, tetapi jendela itu
terjepit diantara langit dan bumi.
Itulah
yang dirasakan oleh DEA ALIA SAPUTRI
yang biasanya di panggil dengan namanya DEA . hatinya hancur karna orang
yang sangat dia cintai pergi meninggalkannya, dan Dea pun selalu berdoa kepada
alloh SWT supaya di pertemukan dengan laki – laki yang jauh lebih baik dari
sebelumnya. Wahai ilahi, jangan kau biarkan hidup kami berdiri di dunia ini
dalam setiap desahan nafasku dan dalam menanti saat – saat berjumpa dengan sang
kekasih hati. Tiba – tiba di pagi hari yang cerah dea membersihkan halaman
rumahnya sambil dea bernyanyi seketika itu juga dea meliahat seorang laki –
laki tampan yanng lewat di depan rumahnya sambil tersenyum kepadanya dea
langsung kaget melihat laki – laki yang begitu tampan senyum kepadanya,dea
bertanya – tanya pada dirinya apakah ini mimpi ataukah kenyataan, dea mencubi t
– cubit pipinya ternyata pipinya teramat
sakit. Ya allah ini bukan mimpi tetapi kenyataan tanpa di sadarinyaternyata
laki – laki itu menghampirinya, Dek boleh nyak nggak, dea ................. ia,
ap benar ini rumahnya pak hardian. Dea, be....be....benar dan dea langsung
mempersilahkan laki – laki itu masuk dan duduk, dan dea pun langsung memanggil
bapaknya, setelah melihat pak hardian dan melihat tamu itu dia kaget ternyata
laki – laki itu keponakannya yang datang dari jakarta, pak hardian, astaga nak
selamat datang di rumah kami. Nama laki – laki itu adalah rian indra purnama, pak
hardian memanggil dea dan memperkenalkannya dengan indra, dea...ini indra
sepupu mu dari jakarta dia kesinimau meneliti perkembangan desa kita sambil
bersilaturrahmi dengan keluarga kita.
Hari
– berganti hari dea dan indra sangat
akrab, sehingga pada suatu hari ketika dea duduk duduk dihalaman rumahnya
sambil menikmati indahnya bunga yang ada di halaman rumahnya itu tanpa di
sadari oleh dea indra menatapnya dari tadi, karna sudah tidak bisa di tahan
indra langsung keluar dari kamarnya dan duduk bersama dea.
Dea
kaget melihat tingkah laku indra yang tidak biasanya dia seperti itu, indra, Dea,
ia indra, ada apa? Indra, apakah dea merasakan sesuatu kalau dea duduk dekat
aku, dea, tidak biasa – biasa saja . indra, telah ku tulis dinding malam
tentabg bahasa hati yang tercipta karnamu, bahasa yang tak dapat di mengerti
oleh kata, tak dapar dilihat oleh mata, tak mampu di dengar oleh telinga,
sebuahbahasa yang di mengerti , didengar, dan dilihat oleh hatimu saja.
Karna
bahasa itu adalah bahasa cinta dari hati aku untuk hatimu, dea maksud indra itu
apa, indra membuka hatiku , dea aku mencintaimu, dea diam tanpa berkata
sepatahpun, indra. Dea aku tidak .memintamu menjawabnya sekarang, dea, baiklah
indra.sebenarnya dea takut jatuh cinta setelah dia di tinggalkan oleh pacarnya
dulu ,dea takut akan disakiti seperti dulu ,tapi dia berfikir aku harus membuka
hatiku untuk orang lain.satu minggu kemudian ,indra menghampiri dea ,dea apakah
ada sedikit cinta untukku,dea.indra aku menerimamu dengan syarat,indra apa itu
dea,kamu harus setia,jujur dan rajin beribadah dan jangan pernah kamu pergi
tinggalkan aku indra,baiklah aku berjanji akan menepati janjiku dan tidak akan
meninggalkan kamu kecuali maut memisahkan kita.oh sayang hangat terasa
kerinduan cinta dan sayangmu adalah hati rindu melepas rasa,rasa yang kian lama
terpendam kini sudah terjawab dengan untaian cinta ,cinta dan kasih kebahagiaan
.Hari berganti hari ,bulan berganti bulan hubungan dea dengan indra sangat
dekat ,indra sering bercanda merayu dan disaatitu juga indra berjanji akan
menikahi dea ,dan dea pun sangat berharap mudah-mudahan janji yang d ucapkan
itu benar-benar di tepati.Dea semakin cinta sama indra ,apalagi indra orangnya
tampan,sopan tutr bahasanyajuga bagus ,tapi sayang seribu kali sayang waktu
terus meninggalkannya ,sedih jiwaku ,batinku terlunta-lunta.masihkan cinta
untuk sekeping hati dengan jiwa kerinduan ,dea tidak seceria dulu ,air matanya
tidak bisa keluar ,tenggorokan terasa kering untuk aku keluarkan ,tidak ada
tempat ku berteduh ,semua orang yang aku sayangi telah pergi
meninggalkanku.hilang semua harapanku,terlambat sudah aku mengadu nasib,setelah
kejadian itu dea,setiap tengah malam bangun melakukan sholat karena keteguhan
iman ,dea menyerahkan segalanya kepada Allah,dan dea selalu berdoa.ya Allah
kalau ini cobaan yang datang dari Engkau berikanlah hambamu ini kesabaran dan
ketabahan ,kekuatan ,ketengan dalam menghadapi semua ini,tetapi kalau ini
azabMu ,ya Allah ampunilah dosa hambaMu ,ini sesungguhnya Engkau tidak menguji umatMu di luar batas kemampuannya.Mungkin
dia bukan laki-laki yang baik buatku,mungkin ada laki-laki yang jauh lebih baik
darinya.sampai sekarang ini indra menghilang entah kemana tidak ada kabarnya
sama sekali,ia hanya meninggalkan janji yaitu janji palsu sama dea,dea merasa
kesepian setelah kepergian indra,dea pun melontar kata-kata.
Sunyi
sepi dalam keheningan malam tanpa adanya tambatan hati dalam hidup
ini,kesepian-kesepian benar-benar menyerangku,kegelisahan menyelimutiku, kehampaan
ku rasakan namun tak ku keputus asaan
menghampiriku,aku harus tegar dalam
menghadapi cobaan hidup ,yang
sudah menjadi suratan darinya.
SEKIAN.........!!!!!!!!!!!!
AKU RELAKAN KEKASIH BUAT ADEKKU
Seluruh rasa antusias itu
seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Liana, hilang begitu saja.
Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa.
Di sebuah kamar kost-an,
aku duduk di atas tempat tidur sambil makan jajan,
.Dian, perasaan dari tadi
pagi kamu makan jajan terus. Apa nggak takut gemuk? tanya Tari, sambil
berbaring di tempat tidur yang terletak di samping kanan tempat tidurku.
Iya, aku heran deh sama Dian, Padahal kalau makan jajan nggak tanggung-tanggung.Tapi kenapa badan kamu nggak gemuk sih? Ani yang dari tadi SMS-an ikut mengangkat pembicaraan kami.
Iya, aku heran deh sama Dian, Padahal kalau makan jajan nggak tanggung-tanggung.Tapi kenapa badan kamu nggak gemuk sih? Ani yang dari tadi SMS-an ikut mengangkat pembicaraan kami.
Begitulah suasana di
kost-an bila malam tiba. Selalu ramai dengan canda tawa. Kata-kata yang
dilontarkan kedua temannya terkadang memang dalam, Tapi memang begitulah
mereka. Ceplas-ceplos.
Untuk menanggapi mereka yang seperti itu, aku harus menganggap bahwa kata-kata yang mereka lontarkan itu tidak serius, Mereka hanya bercanda, Kalau aku menganggap serius kata-kata mereka, Dijamin, aku nggak akan betah tinggal di kost-an.
Untuk menanggapi mereka yang seperti itu, aku harus menganggap bahwa kata-kata yang mereka lontarkan itu tidak serius, Mereka hanya bercanda, Kalau aku menganggap serius kata-kata mereka, Dijamin, aku nggak akan betah tinggal di kost-an.
Tok... tok...
tok....Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dari luar,,Tari langsung bangkit untuk
membukakan pintu, “Yan,,ada yang aku mau bicarakan ma kakak, Liana adekku sudah
berdiri di depan pintu kamar, padahal baru lima belas detik Tari membuka pintu,
Liana kemudian langsung berlari ke arahku, kamu kesini sama siapa? Sudah malam
begini, tanyaku heran.
“Sendiri, aku sengaja
kesini, mau curhat sama kakak. Lagia, besok aku nggak ada jadwal kuliah, Jadi
aku bisa nginap disini.”
“Eh... nggak bisa,,nggak
bisa,, Bertiga aja sudah sempit, apalagi ditambah satu gajah.” Ani protes.
“Teman kk keterlaluan
banget, sih. Masa aku dibilang gajah. Lagian, kamar ini kan masih luas banget!”
Liana kesal.
“Ani memang begitu, Udah,
nggak usah di masukin ke hati, Cuekin aja. Kita pindah ke kamar sebelah aja,
yuk.”
Aku dan Laras kemudian
bergeras meninggalkan kamar, kami menuju kamar yang lain, yang terletak tidak
jauh dari kamar mereka,Di rumah yang kami kontrak ini, hanya mempunyai dua
kamar, Satu kamar untuk tidur, Satu kamar lagi untuk lemari pakaian dan rak
buku.Sesampainya di kamar, liana langsung merebahkan diri ke karpet yang berada
ditengah-tengah deretan lemari. Aku yang memang sudah lelah, ikut berbaring di
sampingnya.
“Dian,, tahu nggak, Tadi pagi aku ketemu cowok cakep banget, kayaknya aku suka banget sama dia.”Ketemu di mana? Namanya siapa?” tanyaku, antusias. Perasaan lelah itu hilang seketika, tergantikan olah semangat yang baru. Karena baru kali ini Liana menceritakan tentang perasaannya pada seorang pria. Baru kali ini dia jatuh cinta.
“Dian,, tahu nggak, Tadi pagi aku ketemu cowok cakep banget, kayaknya aku suka banget sama dia.”Ketemu di mana? Namanya siapa?” tanyaku, antusias. Perasaan lelah itu hilang seketika, tergantikan olah semangat yang baru. Karena baru kali ini Liana menceritakan tentang perasaannya pada seorang pria. Baru kali ini dia jatuh cinta.
“Aku ketemu dia di toko buku. Namanya Rio.”
“Siapa?!” tanyaku, tak
percaya
.“Ya kak namanya Rio Saputra,kayaknya
dia juga sekolah dikampus sini, kakak kenal?! Ih... salamin ya.”
Seluruh rasa antusias itu
seakan luruh, semangatku untuk mendengar cerita Liana, hilang begitu saja,
Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa.
Meskipun begitu, aku tidak ingin mengecewakan Liana, Aku tetap mendengarkan
cerita tentang pertemuannya dengan Rio, tak tega rasanya membuatnya kecewa. Ia
begitu bersemangat, begitu bahagia.
.Aku benar-benar bingung
sekarang. Aku harus bagaimana?! Liana ternyata mencintai Rio, pacarku sendiri.
Ini bukan salahnya, karena dia tidak pernah mengetahui bahwa aku dan Rio
sebenarnya pacaran. Ini adalah kesalahanku sepenuhnya, karena aku tidak pernah
memberi tahu Liana,Tapi aku tidak tega menghancurkan perasaannya,Cinta pertamanya!
“Rio, hari ini kamu masih ada jam kuliah nggak?”
“Rio, hari ini kamu masih ada jam kuliah nggak?”
“Enggak ada. Memang ada
apa?”
“Aku ingin ketemu sama kamu”
”ya udah.aku segera
kesana”Sesampai disana Rio langsung membuka pembicaraan,
.“Dian, sebenarnya apa yang
ingin kamu katakan?” .
Rio kemudian menggenggam
dengan lembut tanganku. Aku menatapnya. Mataku dan matanya saling beradu. Ada
kepedihan di hatiku. Kemudian melepaskan genggaman Rio.
.“Dian, kamu kenapa? Pasti
ada sesuatu hal yang ingin kamu katakan padaku“Sayang, sebenarnya ada apa sih?”
.“Aku hanya ingin
menghabiskan waktu denganmu. Hanya bersamamu, hari ini,” jawabku. .Rio kemudian tersenyum, sambil berkata, “Aku pikir
kamu mau cerita sesuatu.
Kemudian aku mengatakan, “Rio,
aku sudah memutuskan bahwa aku gak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku nggak
bisa pacaran sama kamu. Ada seseorang yang lebih pantas untukmu.”
“Maksud kamu apa?!”
“Maksud kamu apa?!”
Aku kemudian menarik nafas,
dalam dan panjang. Menghembuskannya perlahan. Aku berusaha untuk tersenyum,
meskipun hatiku terluka. Sama seperti yang Rio rasakan saat ini.
“Aku sudah terlalu sering menyakitimu. Aku tidak berhak mendapatkan cintamu. Kamu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih baik dariku. Dia adalah Liana.”
“Liana?Adek mu?, Dian, cinta itu bukan bola, yang bisa kamu oper sesuka hatimu. Sekalipun kepada adekmu sendiri.
“Aku sudah terlalu sering menyakitimu. Aku tidak berhak mendapatkan cintamu. Kamu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih baik dariku. Dia adalah Liana.”
“Liana?Adek mu?, Dian, cinta itu bukan bola, yang bisa kamu oper sesuka hatimu. Sekalipun kepada adekmu sendiri.
Hatiku semakin terluka. Aku
menyadari, bahwa cinta memang bukanlah sebuah bola.
Tapi demi kebahagiaan Liana,
aku berharap, cintamu padaku seperti halnya sebuah bola. Sehingga cinta itu
bisa dioper kepada Liana. Dan membuatnya bahagia.
Menyerah pada
sang cinta
Anna datang dengan
nafas tersengal2, terburu2 karena 20 menit lagi dia sudah harus pergi ke John
Robert Power untuk mengikuti les kepribadian. Belum sempat dia mengambil apel
Australia kesukaannya, ibunya sudah menyambutnya dengan senyum.
"Anna, makan
dulu sana, mama sudah siapin bandeng presto buat kamu.., tuh kebetulan
mumpung masih anget"
"Mah, nggak
keburu....Anna musti nyampe di John Robert Power secepatnya, makasih ya
Mah"
"Aduh anak mama
ini, cuci muka dulu sana biar seger, rambutnya diiket yang rapi, pake
lipstik, dan ganti baju yang bagus, kamu kan mau kursus kepribadian, musti
kamu tunjukkan kalau kamu sudah punya kepribadian yang baik."
"Ya
mah.....!!!!"
Anna buru2 ke
kamarnya, sebuah kamar yang tidak terlalu ruas tetapi tertata sangat rapi,
disana sini berjejeran piala dan penghargaan atas semua prestasinya selama
ini. Kamar itu dicat warna biru, warna kesukaannya. Dia sangat cinta pada
ibunya, memang cerewet tapi Anna tahu bahwa itu semua demi kebaikan Anna
sendiri. Setelah cuci muka, langsung dia ganti baju, sekenanya dia ambil baju
di dalam lemari warna pink itu. Segera dia turun dan mencium ibunya.
"Mah, Anna
pergi dulu ya..."
"Lho, mana
lipstiknya...koq nggak kelihatan merah...?"
"Nggak sempet
Mah, tuh liat, tinggal 10 menit lagi.." Anna memang paling tidak suka
memakai lipstik dan alat2 kecantikan yang lain, tapi dia kasihan kalau bilang
terus terang sama mamanya.
"Ya sudah, ati2 ya..., belajar yang bener..."
"Makasih Mah,
Assalamu alaykum"
Anna segera melesat
naik menuju mobil BMW warna biru metalik yang sejak dari tadi menunggunya.
Mang Udin sopir pribadinya sudah dari tadi ngetem di garasi. Bu Ratih, ibunya
Anna, geleng2 kepala. Dia bangga sekali punya anak gadis seperti Anna,
seorang gadis yang sangat aktif dan sangat pandai, tidak suka macam2, dan
yang lebih membuat bangga lagi anak gadisnya itu cantik sekali yang
mengingatkan Bu Ratih akan masa mudanya dulu. Banyak sekali pemuda yang
mengiba cintanya, dan sering dia berkaca untuk melihat sisa2 kecantikannya
yang rupanya telah banyak berpindah ke anaknya, si Anna. Kadang bahkan dia
iri akan kecantikan anaknya itu, pipinya yang merah muda kalau tersentuh
sinar mentari, bibirnya yang kemerahan disertai dengan senyumnya yang manis,
rambutnya yang legam, wajahnya ayu, segalanya dipunyai Anna.
Sampai didepan John
Robert Power, Anna segera membuka pintu mobil dan langsung menghambur menuju
ruang kelas. Gedubraakkkkkk....!!!!! Anna menabrak seorang pemuda yang sedang
ngecat pintu masuk, bak berisi cat itupun ngga karu2an mewarnai t-shirt lusuh
yang dipakai pemuda itu, belum lagi tumpahan yang berserakan di lantai.
"Astaghfirullah,
maaf, maaf, maaf, maaf sumpah saya nggak sengaja, maaf ya Mas..!!!!, saya
terburu2 karena les saya sebentar lagi mulai"
"Bukan salahnya Nona koq, salahnya saya yang nggak kasih peringatan, lagian pintunya belum diajari ngomong, jadi dia tidak tahu musti ngomong apa ketika Nona mau buka pintu..., jadi atas nama pintu dan saya meminta maaf " Pemuda itu bukannya malah marah, tetapi tersenyum dan malah dengan nada bercanda meminta maaf.
"Perlu saya
ganti berapa Mas atas cat sama t-shirtnya Mas yang rusak gara2 saya, maaf
sekali lagi. Ini kartu nama saya dan Mas telpon saya ya, ntar saya datang ke
tempatnya Mas untuk mbayar ganti kerugian, maaf saya musti pergi sekarang
karena sudah hampir mulai"
Pemuda itu bengong,
kejadiannya berlalu begitu cepat, sekarang dia tak tahu harus berbuat apa
selain harus segera membersihkan semua tumpahan cat sebelum orang lain tahu
kalau dia telah menumpahkan cat, yah...gadis itu yang menumpahkannya tapi
atas kesalahan dia.
Kriiiiiiiiinggggggggg............
"Non Anna,
telpon dari Den Ivan...!!!!!" suara Mbok Rumi dari kamar tamu.
"Ya Mbok,
terima kasih ya.."
Mbok Rumi tersenyum,
sungguh dia begitu senang bekerja di keluarga itu, dia diperlakukan sangat
manusiawi, tidak seperti teman2nya pembantu yang lain. Si Denok, teman
mainnya sejak kecil yang ikut merantau ke Jakarta, sering dimarahi sama
majikannya, sering dibentak2, itupun setiap bulannya gajinya sering ditunda2.
"Sayang, ntar
malem pergi ke Hard Rock Cafe yuk...?" jauh dari telepon suara Ivan,
pacar si Anna.
"Mmmmhhh,
bukannya aku nggak mau, tapi aku capek sekali, lain kali aja ya..." Anna
merasa seluruh tubuhnya meriang, suhu tubuhnya naik, matanya mulai
berkunang2. Burn out....
"Tapi sayang,
kamu dateng dong....soalnya aku udah janjian ngenalin kamu ama temen2ku, aku
kan malu kalau kamu nggak dateng." Praakkkk.....suara telpon jatuh, Anna
pingsan dan terjatuh di lantai.
Keesokan harinya
Anna terbangun dan mendapati dirinya sedang di rumah sakit, ada papa dan
mama, dan ada satu lagi pemuda kusut yang langsung tersenyum ketika mata Anna
menoleh ke dia. Senyum pemuda itu, oh senyum yang begitu damai, memang
penampilannya kumal tapi Anna tidak tahu kenapa dia merasa dalam hatinya
bahwa pemuda ini bukanlah orang yang jahat.Oh ya, Anna lambat laun ingat, ini
adalah pemuda yang kemarin ditumpahin cat, yang baju dan celananya amburadul
karena cat itu belepotan di seluruh tubuhnya. Tapi Anna tak begitu peduli,
pemuda ini masih orang asing bagi dia.
"Mah, kenapa
Anna di sini...?" Anna mulai membuka pembicaraan dengan mamanya
"Kamu kecapaian
sayang, dan kamu kemarin bertengkar dengan Ivan, mungkin kamu terlalu
memikirkannya."
"Trus dimana
Ivan..?"
"Dia tidak mau
kemari, dia masih marah sama kamu barangkali.."
"Oh ya, Mas ini
katanya punya urusan sama kamu, dia tadi malem telpon tapi kamu sudah di
rumah sakit, jadi mama suruh saja datang ke rumah sakit."
Anna segera menoleh
ke pemuda lusuh itu.
"Maaf ya Mas,
berapa harus saya ganti atas kesalahan saya kemarin..?"
"Itu bukan
kesalahan kamu koq, saya datang ke sini justru untuk meminta maaf karena
kejadian kemarin, dan ingin menjenguk kamu semoga kamu cepet sembuh"
"Tapi Mas,
biarlah saya ganti kerugian kemarin, tidak apa2 koq"
"Terima kasih
sekali, tapi memang benar saya tidak dirugikan, saya malah bersyukur bisa
kenal sama kamu dan keluargamu, ini ada buku kecil untuk kamu baca selama di
sini."
Veronika decides to
die.........*, sekilas Anna melihat judul buku kecil itu, pikiran Anna sudah
macam2, wong baru sakit begitu saja koq sudah dikasih buku tentang kematian,
wah kurang ajar juga pemuda ini. Tapi dia tidak berani bilang, jangan2
.......
"Terima kasih
ya Mas"
"Semoga cepet
sembuh ya, jangan lupa berdoa pada Allah, saya pergi dulu, saya ada kuliah
sebentar lagi, Assalamu alaykum"
Pemuda itu ngeloyor
pergi dengan senyumnya............................
Anna merasa bosan
sekali, sudah sehari semalam dia di rumah sakit. Tidak ada yang memperhatikannya
sama sekali kecuali mama dan papanya. Ivan memang benar2 marah karena
kejadian malam itu, buktinya sampai sekarang sama sekali belum ada telpon
dari dia. Dia teringat pada buku kecil yang dikasih pemuda lusuh itu tadi
pagi, perlahan dia membukanya...
Veronika,
.....seorang gadis yang punya segalanya, gadis kaya raya dan cantik, gadis
pujaan para pemuda, tapi suatu saat dia bosan dengan semuanya itu, karena
semua itu tidak membahagiakan dia, batinnya masih kosong........
"Bagus juga
buku ini" pikir Anna, dia merasa disindir, walau tidak semua dalam buku
ini cocok dengan situasinya, batinnya tidak kosong seperti Veronika, dan dia
tidak ingin mati seperti Veronika, Anna masih ingin banyak berbuat bagi
manusia dam kemanusiaannya di dunia ini, tapi ada beberapa yang membuat dia
berpikir semalaman. Mengapa pemuda itu begitu perhatian dengan Anna, di saat
pacarnya sendiripun tidak perhatian dengan dia..?. Mengapa senyum pemuda itu
begitu damai dirasakannya, mengapa.....
Anna telah jatuh
cinta, tanpa alasan mungkin. Karena pemuda itu sama sekali tidak ganteng,
pemuda itu lusuh, pemuda itu ya dia adalah pemuda biasa.Tapi caranya
memperlakukan wanita, cara dia bicara, cara dia tersenyum........belum sempat
dia menyelesaikan lamunannya HP-nya berbunyi............
"Assalamu
alaykum Anna.."
"Waalaykum
salam, dengan siapa ya...?Anna bingung, suara orang yang tak dikenalnya di
ujung sana, rupanya di telepon umum atau di wartel karena latar belakang
suaranya ribut seperti kendaran bermotor dan orang bincang2.
"Dengan
pemujamu, aku Iman yang tadi ngasih kamu buku"
"Oh Mas
ya...."
"Udah
baikan...?'
"Alhamdulillah,
anyway thanks bukunya ya..."
"Sama2,
mmmmhhhhh....aku mau ngomong sesuatu semoga kamu nggak marah...."
"Ngomong apa
Mas..?"
"Aku telah
jatuh cinta denganmu, aku tahu aku bukan siapa2, aku sudah cukup berbahagia
bertemu kamu, syukur jika engkau terima, jika tidakpun aku bisa
menerima"
Seperti petir
menyambar ubun2 Anna, lidahnya seperti tertekuk2, tak tahu harus bicara
apa.....Anna pingsan lagi.....
Dalam pingsannya,
Anna duduk berdua dengan pemuda itu di taman penuh bunga2 musim semi,
berlatar belakang kincir angin.....................tidak ada siapapun di sana
kecuali mereka berdua.............
|
KERINDUAN YANG
TEROBATI
Ketika
malam yang menyelimuti hari tampa terasa dingin semakin merasuk semua anggota
tubuhku, hampir satu jam aku berjalan menyendiri dan menghayal, kerinduan
semakin deras, tampa terasa hatiku dibawa arus cinta yang begitu keras sehingga
ia menghanyutkanku dalam lamunan yang tiada henti-hentinya.Hari demi hari bulan
demi bulan tahun demi tahun tak terasa sudah lima tahun aku ditinggalkan
kenegeri orang untuk dicaraikan napkah oleh sang suamiku yang tercinta.
Kring..............kring..............kring.............kring............kring...........kring
Hp
ku berbunyi,
Halo
ASS...... WR..... WB...... kak ari menelfon
W....W....W....Bagai
mana kabarnya adekku sayang dilombok?
Allhamdulillah
sehat-sehat aja kak...!!!
Bagaimana
kabar kakak di Amerika? Kata zulaihah
Allhamdulillah
sehat juga.!!! Ari menyambut
Kak
semakin lama dinegeri orang semakin kangennnnn adek ama kakak., kata
zulaihah...!!!
Tenang
aja sayang tinggal satu bulan kakak disinibaru kakak pulang’’’.
Kakak
cepatlah pulang,,kerinduan adek semakin mendalam.’’!!!
Ari
menjawab,,, sabar ya dek tinggal 30 hari kakak akan kembali keIndonesia’’’?
Udah
ya adek kakak mau kerja dulu soalnya ini dah jam kerja kakak,,dah ya
ASS........WR......WB....????
Ya
sudah hati-hati ya kakak sayang W.....W....W...!!!
Zulaihah
semakin kangen sama suaminya dan ia sangat senang sekali karena suaminya
tinggal satu bulan dinegeri orang. Lamunannya semakin mendalam tak terasa 2 jam
ia melamun diruang tamu, tiba-tiba datanglah mertuanya.
Ibu
susi ketuk pintu.’’
Tok....tok...tok...tok...Ass
wr wb
Tok...tok...tok...tok...Ass
wr wb nak zulaihah
Zulaihah
kaget sekali dan ia sadar dari lamunannya’’???
Ya
sabar bentar...!!!
Wetttt
Ibu......’’’
ASS............WR............WB...............
W............W..............W...............
Silahkan
masuk buu...........
iya,,,,,,,,,,,
nak kok kamu klihatan ceria banget ,,,,,,,,,, ada apa dengan nak zulaihah ????
hari
ini aku senang banget soalnya ka’ ari tadi nelpon.
Nak
ari nelpon ???????
Iya
bu,,,,,,,,,,,,,,,,
Apa
katanya ?
Tinggal
1 bulan dia akan pulang dari amerika ,
zulaihah senang banget bu.
Keduanya
saling berpelukan ia sangat gembira dan bahagia ketika dia di kabari kalao
suaminya akan pulang.
Ibu,,,,,,,
kemana bapak ? kenapa dia gak ikut kesini ?
Ooooo
bapakmu lagi sibuk di sawah ngurusin tembakaonya.
Tunggu
sebentar ya bu, ibu maunya teh atau kopi ?
Tidak
usah repot nak ! kopi aja, dan bila
perlu keluarin semuanya.
He,,,,,he,,,,he,,,,,,,
mereka tertawa membikin hangat suasana.
Ini
kopinya bu,,,,,,,,
Ibu
besok kalau ka’ ari pulang, gimana kalo kita pergi santai utuk merayakan
kembalinya ka’ ari ke lombok ?
Ya
g’ apa-apa’’’tapi kira-kira kita mau pergi kemana? Kata bu susi
Kita perginya kepantai aja ,,,!!! Gimana bu???
Bisa
saja tapi ingat kita harus kemakam orang-orang alim dulu untuk mengambil
keberkahan.
Yang
pertama kita kemakam TGKH. M. ZAINUDDIN ABD MAJID, yang kedua kita pergi
kemakam SELAPARANG kemudian kia kemakam GAOS ABDURRAZAK dan yang terahir kita
pergi kepantai,, bagaimana anakku???
Boleh
boleh aja ‘’ kata zulaihah pada mertuanya.
Tak
terasa sudah tiga jam mereka ngobrol, tiba-tiba mata ibunya memandang kearah
jam.
Asstagfirullah
hampir petang ibu dah disini, nanti bapakmu marah,,ibu pulang dulu ya anakku,,
Ibunya
langsung berdiri.....!!!
Kok
ibu cepat-cepat pulang ?? g’ nginap bu?
Ndak
soalnya besok bapakmu ndak ada temennya kesawah, ibu pulang dulu ya.
Hari
demi hari jam berputar tak mengenal leleh untuk berputar 24 jam’’ Zulaihah yang
begitu sabar menantikan suaminya yang akan datang minggu depan, ia sudah tak
tahan lagi satu hari terasa satu tahun ia tidak bisa tidur saking senangnya
suaminya akan pulang dari negeri orang. Penantian yang dijalankan sama zulaihah
sudah akan tiba, kerinduan yang begitu mendera perasaan akan segera terobati,sabar,sabar,dan sabar
akan kedatangan suaminya.
Kring.........kring...........kring.....kring.............kring
HP
nya berbunyi, hatiya bergetar-getar ternyata yang misscall adalah suaminya.
ASS..........WR...........WB.......ZULAIHAH
W.........W.........W.......KAK
ARI
Lagi
ngapain katA ARI
Adek
lagi kangen kakak mau pulang....!!!
Kakak
dah dibandara ni sayang
Ya
allah kakak dah datang bandara kata zulaihah
Ya
dek kakak dah mau naik texiini!!!
Tunggu
aja kakak dirumah kakak dah jalan’’’
Ya
kakakku sayang.
Zulaihah
memberes-beresi kamarnya dan mempersiapkan jamuan untuk suaminya yang akan
datang,dan ia sangat senang suaminya
yang pulang dari negeri orang.
Tiiiiiiiiiiiiiit...............................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Suaminya datang, ia langsung keluar setelah ia
dengar suara bel mobil yang baru datang.
Suaminya
datang, suaminya keluar dari mobil zulaihah langsung memeluk suaminya dan tak
terasa tetesan airmata bercucuran di
kelopak mata isitrinya yang begitu rindu sama suaminya,.
Sekarng sudah terobatilah kerinduan yang bertahun
tahun dirasakan oleh zulaihah.
Cinta Tak Berwajah
Sekian lama aku
memperhatikan gelagatnya, gadis itu masih juga di situ, tidak ada tanda-tanda
untuk dia beranjak pergi. Sesekali aku mencuri pandang rintik putih yang gugur
menuruni lurah pipi yang gebu itu. Tanpa mempedulikan orang yang lalu lalang,
gadis itu terus menangis. Cantik juga, ada gelombang merambat di dalam dadaku.
Namun kecantikannya pudar dihanyutkan oleh airmata.
Aku terasa ada
getaran halus menyentuh dawai-dawai hatiku. Lantas, gadis manis itu kuhampiri.
Sedikit tersentak
gadis itu, bila menyedari kehadiranku. Seperti seorang kakak yang mengerti
naluri adik kecintaannya, aku membelai rambut gadis itu. Tiba-tiba dia
menghantar sendu yang semakin dalam ke ruang dada.
“Mengapa
menangis dik? Apakah yang telah membuat hatimu tercalar begini?
” Gadis itu
mengangkat mukanya perlahan-lahan. Jelas memperlihatkan wajah yang cukup muda
untuk menanggung penderitaan yang cukup berat. Matanya yang comel seperti mata
kelinci itu juga mula membengkak.
Gadis itu
menjawab dengan suara perlahan namun dapat juga kutangkap kata-katanya. “Adik,
telah putus cinta kak.
” Jawapan yang
telah kusedia maklum dari awal walau intipati ceritanya belum aku ketahui,
“Adik amat mencintai dia. Dia adalah cinta pertama adik. Namun akhirnya adik
terpaksa meninggalkan dia. Adik tinggalkan dia kak.”
“Mengapa begitu
dik? Mengapa membiarkan sahaja cinta itu berlalu sedangkan hati merasa amat
sakit sekali.”
Gadis itu
memandang jauh ke depan seperti ada jawapan pada lantera di hujung kaki langit.
Lama dia berdiam dengan ekor mata yang amat redup. Aku tetap tidak beranjak
dari tangga batu itu. Inginku selongkar selingkar kisah yang menjerut tangkai
hati gadis ini. Akhirnya dia kembali bercerita kisah dukanya.
“Kak, adik
tinggalkan dia kerana adik merasakan usia adik terlalu mentah untuk bercinta.
Adik takut juga jika dia tidak mampu membahagiakan adik. Maka atas alasan
kosong itu adik tinggalkan dia. Mulanya adik fikir adik kuat menghadapi
perpisahan ini. Adik ingat adik boleh hidup tanpa rasa cinta. Tapi lihatlah apa
yang terjadi, adik menyesali perpisahan dan mula kenal erti rindu. Alangkah
egonya diri adik ini.” Aku mendengar dengan teliti butir bicara gadis itu. Aku
mengerti dia sebenarnya berada di hujung kekeliruan. Masih belum cukup kenal
apa maknanya cinta.
“Dik, mahukah
adik mendengar satu kisah cinta tak berwajah?" Aku bertanya.
“Kisah apakah itu kak? Ya, adik ingin mendengarnya.” Gadis itu mengiyakan. "Beberapa tahun lalu ada seorang gadis bernama Farisha. Dia telah berkenalan dengan Fikri, seorang yang menarik dan unik sifatnya melalui chatting dalam internet. Mereka sama-sama gemar berpuisi, menulis dan suka bergurau . Mereka menjadi sahabat yang sedia berkongsi apa juga masalah."
“Kisah apakah itu kak? Ya, adik ingin mendengarnya.” Gadis itu mengiyakan. "Beberapa tahun lalu ada seorang gadis bernama Farisha. Dia telah berkenalan dengan Fikri, seorang yang menarik dan unik sifatnya melalui chatting dalam internet. Mereka sama-sama gemar berpuisi, menulis dan suka bergurau . Mereka menjadi sahabat yang sedia berkongsi apa juga masalah."
“Kemudian
bagaimana kak? Bercintakah si Farisha itu dengan Fikri?” Gadis itu tiba-tiba
menyampuk kerancakanku bercerita. Kulihat matanya tidak lagi banjir oleh manik
putih. Malah penuh tanda tanya dan sifat ingin tahu yang memuncak. Seketika,
aku biarkan gadis itu dengan persoalannya. Kusambung kembali kisah cinta ini.
"Kian
tahun persahabatan mereka kian akrab. Segala cerita suka dan duka dikongsi
bersama. Namun dalam tempoh itu, mereka tidak pernah bertemu walau sekali.
Sekadar berhubung melalui sms, email atau chating. Mereka sama-sama memutuskan
untuk tidak ingin berjumpa. Kerana pertemuan hanyalah mengundang sakit hati
saat masing-masing ingin pamitan. Namun rupanya persahabatan itu bertukar
menjadi cerita lain pula."
Aku menghela
nafas dan meneguk sisa air liur yang tertakung. Kulihat gadis itu tidak berpuas
hati dan meminta aku menyambung cerita lagi. “Kak, teruskan bercerita. Adik
ingin tahu apa yang terjadi pada mereka.”
"Persahabatan
itu telah mengundang rasa cinta pada diri Fikri. Dia tenggelam timbul dalam
lautan asmara yang memanah naluri lelakinya. Rasa cinta itu membuat dia berani
menyuarakan hasrat menyunting bunga bernama Farisha. Lalu petang yang sepi itu
dia menghubungi Farisha."
“Farisha, aku
ingin bersemuka denganmu, kita jumpa.” Fikri meluahkan hasratnya.
“Untuk apa
Fikri? Bukankah kita telah memutuskan untuk tidak bertemu. Kau juga pernah
mengatakan bahawa persahabatan boleh hidup tanpa pertemuan.” Kata Farisha.
"Maafkan
aku. Tapi kali ini aku merasakan amat perlu menemuimu. Ada sesuatu yang ingin
kuluahkan.” kata Fikri terus dengan hasratnya. “Luahkan saja di sini. Selama
ini pun kita hanya berbicara di sini." Tegas Farisha.
Aku meneguk air
mineral yang masih berbaki di dalam botol. Aku jadi dahaga pula setelah kian
banyak berbicara. Kali ini gadis itu lebih sabar menunggu kisah itu disambung.
Aku menarik nafas cukup panjang sekadar untuk mencari kekuatan. Sesaat kemudian
kisah itu kusambung lagi.
“Farisha aku
jatuh cinta padamu. Jatuh cinta pada ketinggian budimu. Kau banyak memberikan
aku semangat setelah percintaanku dulu lebur. Kau katakan padaku bahawa hidup bukan
sekadar untuk diteruskan tapi harus diperjuangkan. Katamu, relakan saja jika
cinta itu memilih untuk pergi. Kerana cinta yang ikhlas tidak akan membuat jiwa
merasa menangis dan terhiris. Cinta adalah untuk membangkitkan kekuatan dan
bukan untuk menghinakan diri sendiri. Itu yang kau katakan Farisha, saat aku
berduka ketika orang yang aku cintai mengikut lelaki lain. Akhirnya aku
mengerti, Tuhan telah sembunyikan mentari semata-mata untuk menghadiahkanku
pelangi. Kaulah pelangi itu Farisha.” Fikri terus meluahkan apa yang terbuku di
hatinya.
“Wah, Fikri
seorang yang sangat romatik kak. Pasti Farisha menerimanya kan.” Belum sempat
aku menyambung cerita, gadis itu lebih dulu memotong dengan senyum di bibir.
Mungkin dia terbayang cerita Hindustan yang bermula dengan persengketaan dan
berakhir dengan peleraian yang cukup manis. Menari dari satu lembah ke satu
lembah dengan ratusan gubahan lagu yang asyik.
“Tidak dik.
Farisha menolak cintanya mentah-mentah. Seperti dirimu juga, dia terlalu egois
kerana dia menyangka dia boleh hidup tanpa cinta. Dia takut bercinta, takut
jika tidak menemukan kebahagiaan. Maka atas alasan remeh itu dia tinggalkan
saja ikatan itu tanpa bersambut.
Hari demi hari
persahabatan mereka kian renggang. Farisha tidak pernah lagi menyambut
panggilan, membalas sms dan juga email dari Fikri. Dia biarkan saja lelaki itu
terkapai-kapai dihanyutkan gelombang emosi yang sakit. Dia nekad memutuskan
persahabatan itu. Akhirnya persahabatan itu lenyap sama sekali dari muka bumi.
Tahun demi
tahun berlalu dengan usia yang kian beranjak. Esok genap tiga tahun perpisahan
antara mereka. Setelah Fikri pergi dari hidupnya, Farisha merasa sunyi sekali.
Dia merasa rindu yang teramat hingga membuat batinnya menangis. Siang malam dia
berdoa semoga persahabatan itu kembali terjalin. Kini, dia pula benar-benar
jatuh cinta pada Fikri."
“Benarkah
Farisha jatuh cinta? Kalau begitu, kenapa dia tidak menghubungi Fikri saja
kak?" Soal gadis itu.
“Sudah dik,
berkali-kali dia menghubungi Fikri namun gagal. Nombor telefonnya tidak aktif
lagi.” Kataku.
“Kan dia punya
alamat email Fikri kak. Kenapa dia tidak mengirim email saja?” Soal gadis itu
lagi.
“Farisha telah
memadam semua email Fikri yang tersimpan di dalam emailnya termasuk alamat
email Fikri juga.” Aku menjawab.
“Lantas kisah
ini tamat di sini saja?” Gadis itu menyoal seolah-olah tidak berpuas hati
dengan peleraian cerita tersebut.
“Tidak dik,
kisah ini belum tamat.” Kulihat mata gadis itu kembali bersinar seperti cahaya
mentari yang sedang tegak di atas kepala dan mengundang banjir peluh yang cukup
banyak. Aku meneruskan cerita.
"Tiga
tahun Farisha mencari Fikri namun pencariannya gagal. Akhirnya pada saat dia
benar-benar putus asa, dia mendapat sebuah hadiah yang tak ternilai harganya.
Pagi itu Farisha membuka kotak emailnya. Tertera nama pengirim yang pernah
sebati dalam hidupnya. Email itu dibuka dengan penuh debaran.
Farisha,
maafkan aku kerana tiba-tiba sahaja mengirim email ini buatmu. Aku merinduimu
Farisha. Tiga tahun aku belajar untuk melupakanmu dengan mengembara ke negara
asing, namun aku gagal. Ingatan dan rindu itu menjadi satu hingga membuat aku
kaku untuk melangkah. Sudah berumah tanggakah kau Farisha? Semoga sahaja kau
bahagia dan ceria menghadapi hidup ini. Aku masih seperti dulu. Masih Fikri
yang sama dengan impian dan cita-cita melangit untuk memiliki seorang gadis
bernama Farisha. Balaslah email ini Farisha, walau hanya sepatah perkataan kau
tulis aku cukup bahagia.”
Gadis itu
tergelak. Aku hampir terlupa bahawa ada gadis manis yang duduk di sisiku kerana
terlalu asyik bercerita.
“Teruskan
ceritanya kak.” Pinta gadis manja itu.
"Email itu
membuat hati Farisha kembali berbunga mekar dan mewangi. Kali ini dia tidak
berfikir lama untuk meluahkan isi hatinya. Penantian selama tiga tahun itu membuahkan
hasil yang cukup manis. Dia menerima kehadiran Fikri dengan seluruh rasa syukur
dan gembira. Bermula episod baru, dengan ikatan cinta yang kian mendalam.
Kemudian mereka memutuskan untuk mengatur pertemuan pertama hujung bulan
tersebut.
Cinta telah
membuat hidup Farisha berubah. Dia menjadi ceria dan ringan mulut untuk
bertegur sapa dengan semua orang walaupun ada di antaranya yang tidak dia
kenali sama sekali. Seperti ingin dia jeritkan di telinga mereka tentang
kebahagiaan yang dia rasakan. Dia ingin berkongsi tentang rasa itu pada semua
orang. Tidurnya tidak pernah lena kerana ada saja khayalan indah yang datang
menyucuk-nyucuk akalnya.
Alangkah
bahagianya Farisha saat itu. Sebolehnya dia ingin memiliki sepasang sayap yang
boleh membawanya terbang menemui teruna hatinya. Menghantar rindu yang kian
kuat bertamu. Memuntahkan lahar sayang disulami mutiara-mutiara cinta yang
akhirnya menjelmakan sebuah kenangan manis. Namun impian hanya impian belaka
jika takdir memintas segalanya.
Malam itu
Farisha menerima sebuah panggilan kecemasan dari seseorang yang menggelarkan
dirinya sebagai sepupu Fikri.
“Fikri ditimpa
kemalangan jalan raya. Sekarang dia dalam keadaan kritikal.” Kedengaran suara
seorang lelaki dalam telepon.
Malam itu juga
Farisha mengambil penerbangan ke Kuala Lumpur dengan doa yang tak putus semoga
Fikri melepasi saat-saat kritikal.
“Ya Tuhan, ini
adalah pertemuan kami yang pertama, jangan jadikannya yang terakhir.” Air
matanya kian deras dan sendu yang kian meninggi.
Kaku, bisu dan
cedera parah hanya itu gambaran yang dapat dia berikan sesaat melihat tubuh
Fikri. Amat lemah sekali hinggakan dia tidak segan menangis, teresak-esak.
Jari-jari Fikri digenggam erat. Dikucupnya jemari itu dengan harapan Fikri
menyedari kehadirannya. Namun, tubuh yang tak berdaya itu akhirnya akur dan
menyerah pada suratan azali menyahut panggilan kubur. Fikri telah pergi dengan
membawa cintanya."
“Dik, kisah ini
sudah tamat. Maafkan kakak kerana membuatmu sedih. Ambillah iktibar dari cerita
ini dik. Jangan menolak jika cinta itu memilih untuk singgah di hatimu jika
sesungguhnya jiwamu tidak merelakan cinta itu pergi. Terimalah dia seadanya.”
Seperti tersekat-sekat suaraku berkata.
Aku lihat gadis
itu menangis dengan penuh dramatik. Dia merenungku cukup dalam dan kemudian
memelukku erat. Aku membalas pelukannya.
"Terima
kasih kak kerana menceritakan sebuah kisah yang memberikan kesan abadi dalam
diri adik.” Gadis itu menghulur tangan untuk bersalaman. Aku menggangguk dan
meminta izin untuk pergi setelah kisah itu tamat kuhikayatkan. Aku melangkah
menuruni tangga batu itu dengan hadirnya suara di hujung kuping telingaku.
Cukup jelas pengucapannya.
“Kau kisahkan
lagi cerita kita pada gadis itu Farisha?”
“Ya Fikri, aku
akan terus menceritakan kisah kita itu pada sesiapapun juga yang sudi
mendengarnya."
Angin bertiup
membelai tubuhku dan aku menikmatinya seolah-olah itu adalah dakapan dari
seorang lelaki yang mengajar aku menulis puisi dan mengenalkan aku makna rindu.
Fikri, semoga damai menemani kau di sana. Aku berganjak pergi, lantas airmataku
gugur satu satu.
TAMAT
MIMPIKU YANG HILANG
Pagi yang cerah
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,!jam telah bergeser
tiga puloh tiga menit dari pukul tujuh,ketika ratusan baju putih biru
berhamburan di halaman sekolah para guru sudah mulai menyebar kesetiap kelas
kepala sekplahpun sudah bergagas dimuka kelas,sinar mata hari pagi yang
bertebaaran bagai dimuntahkan dari bla lampu raksasa,menerpa baju-baju putih
mereka memantulkan sinar kemilaunya menyilaukan mata,menggoreskan siluet putih
terang pada tembok-tembok sekolah batang pohon jati emas yang banyak tumbuh di
halaman sekolah serta wajah-wajah cerah dibalik jilbab topi mereka.Mereka
berebutan berlari seperti berlomba untuk lebih sampai bergerombl kesebuah daftar yang ditempelkan disetiap pintu kelas ,ini merupakan hari yang sangat
istimewa bagi siswa-siswi SMP Berbeda halnya dengan gadis berrbulu mata
lennntik ini tidak bisa merasakan menariknya hari pertama seperti yang
dirasakan temannya karena keadan yang tidak memungkinkan,baju putih biru yang
sehs=arusnya digunakan pada hari pertama
massuk seklah akan tetapi tidak bisa dipenuhi oleh ibunya Vania sehingga Vania
hanya berdiri di belakang sekolah ,namun tidak seperti teman-temannya yang lain
lagi sibuk-sibuk mencari ruangan baru untuk ditepati,akan tetapi Vania masih
saja berdiri di belakang sekolah beberapa menit kemudian ada seorang anak
laki-laki berlari kearah vaniadengan lambaian topinya di atas kepalanya kulit
wajah ovalnya coklat sawo mateng agak berkilau dibalik butir-butir peluh dan
beberapa rambut yang terjatuh dikeningnya,kemudian mengajak Vania kenalan,kamu
siapa? kata Asri,I,Vania ,,,!kamu sendiri siapa? Asri,,,! Ooh pasti kamu salah
satu siswa disini ya,kata Vania,,!Ya? kamu masuk dikelas mana Asri ?aku masuk
di kelas IA Vaniapun merundukkan kepalanya sambil mengatakan kalau aku ndk tau
harus masuk kekelas mana ainya waktu pembagian kelas aku tidak bisa masuk
seperti kalian, Asripun langsung menyahut ,ohhh kamu juga siswa SMP sini ?tapi
kenapa kamu tidak masuk seperti pengumuman yang sudah ada ,panjang ceritanya
Asri,,,!tapi bisa kamu cerita sama aku kan Van,,,!Ya dah aku mau pulang dulu ,aku
takut ibu, aku capekmenunggu kedatangan aku , emangnya kamu mau kemana
Van?vaniapun terdiam ,,!Van,,,!kenapa kamu diam maaf kalau aku memaksa kamu Van
tapi aku penasaran aja setiap aku Tanya kamu pasti kelihatan seperti orang
ketakutan ,maaf Asri aku harus pulang,Vaniapun langsung pulang.
Sesampai di rumah Vaniapun
langsung menghampiri ibunya untuk membantu ibunya bekerja seperti biasanya yang
dilakukan Vania yaitu mengembala kambing punya orang.kemudian ibunya bertanya
Van,,!Gimana sekolahnya tadi ? Vania hanya tersenyum sambil menatap ibunya yang
sedang menyiapkan makanan untuk Vania untuk dibawa pergi mengembala kambing
punya orang,Vaniapun langsung mengambil makanan yang sudah disiapakan ibunya
kemudian pergi.
Asri,,,,!Tunggu ,,,,!Ada apa? Rini
, Husain kok kalian memanggil aku, ya Asri kami emang memanggil kamu alnya kami
penasaran aja tadi waktu di sekolah kami melihat kamu berjalan menuju belakang
sekolah dan disana ada seorang cewek berdiri tidak mengenakan baju seragam , ya
kata Asri,,!kamu ngobrol ya sama dia,emang kamu kenal dia ya,Asri? Kata
Husain,Asripun kelihatan bengong ketika ditanya sama temanya ,As,,,!!!
He,,,!!!kenapa kok kamu bengong gitu,,,,,!As udah kalau kamu ndk mau cerita ya
udah, ndk ap-apa kami ndk maksa kamu kok .Bukan begitu Rini,Husain akupun juga
ndk tau siapa wanita itu, emang kamu ndk sempat kenalan ya? Dia cuman menyebut
namanya dan katanya juga dia siswa disinya ,pi kok bisa kata Rini,Ya? Aku juga
sempat ndk percaya,tapi itu dia bilang sama aku terus langsung pulang . Asri
kamu tau rumahnya gak?tanya Husain alnya aku ada rencana besok kalau dia
sekolah lagi kita harus ikuti dia dari belakang biar kita semua tau rumahnya
dan bisa mengenalnya bila perlu jadi,,,,,,!Jadi apa,,,,,,? Jadi pacar gitu
,,,,ucap Rinni, eeh kamu Rin negative aja pikirannya,kamusih.Udah–udahucap
Asri .Hari
sudah berganti ke hari kedua tanpa melihat daftar yang tertempel disetiap pintu
kelas, Vania gadis berbulu mata lentik itu masuk ke kelas baru bersama
teman-teman yang lainnya,selama bebrapa jam duduk,sejenak Husain mengedarkan
pandangannya berkeliling ke beberapa anak yang sudah menempati beberapa
diantaranya dua puluh lima bangkau yang tersedia sebagian besar justru sudah
memilih tempat di belakang dan beberapa diantaranya teman bermainnya yaitu
Rini,Asri dan yang lainnya, beberapa yanglain dikenalnya hanya sebatas
nama,tidak lama kemudian Rini dan Asri datang menduduki bangkau kosong yang
berada di depannya Vania tanpa melihat belakang kemudian mereka menaruh tas
topinya pada laci di bawah bangkau tapi topinya Asri malah jatuh kebawah kearah
Vania, tanpa sadar Asri dan Vania sama-sama memegang topi yang jatuh kemudian
saling melepas pandangan Asripun terkejut,dengan suara yang lantang menyebut
nama Vania.Vania,,,,,,,,,!Ya,,,,,kamu duduknya disini? Semua teman-teman
mengarah pandangannya kemereka berdua sehingga Rini dan Husainpu mengetahui
namanya Vania,tiba-tiba saja Husain membisikkan Rini,Rin,,,,,,! Ya ,,,,! Aku ad
aide,,,,,,!IDE APa Hus,,,, ?kita suruh satu-satu maju untuk memperkenalkan
dirinya,nah setelah itu kita tau dong alamatnya cewek misterius itubisa kita
ikuti ,gimana Rin,,,,Okey jawab rini mereka langsung menemui Asri sambil member
tau Asri idenya Husain dan diapun setuju, dengan ide temannya rencananya pun
berjalan dengan baik seperti yang mereka inginkan sampai akhirnya waktu pulang
sekolah sudah tiba,Vaniapun menyegerakan diri pulang untuk segera menggantikan
posisi ibunya bekerja yaitu sebagai pengembala kambing yang memang sudah lama
menjadi pekerjaannya sama ibunya.Tanpa sepengetahuan Vania ,Asri,Husain dan
Rini mengikuti langkahnya Vania untuk
menuju kerumahnya sesampai dirumah Vaniapun mengucapkan salam sama ibunya lalu
mencium tangan ibunya, tidak lama Vania istirahat ibunyapun kembali menanyakan
sekolahnya Vania .Van,,,,,Bagaimana hari kedua sudah kamu lewati kata
ibunya,padahal itu merupakan hari pertama masuknya Vania ke sekolah .Bu,,,,,!
Ya Van,,,? Sapertinya Vania ndk betah sekolah di sana ?Kenapa Van kok kamu bisa
ndk betah emang ada yang usil sama kamu?Bukannya begitu bu,tapi sekolah itu ndk
layak untuk aku bu,karena itu sekolahnya anak-anak orang kaya dan sekolah itu
memiliki peraturan yang sangat ketat terutama masalah kerapian dan
admisterasinya sementara kita untuk makan sehari-hari saja sangat sulit sekali
buk apalagi untuk spp setiap bulannya belum kebutuhan kelas yang lainnya ,,! Ya
juga sih Van,tapi ibu mau kamu seperti anak orang lain bisa menduduki bangkau
sekolah,itukan mimpi kamu selama ini Van sehingga kamu itu mati-matian bantu
ibu bekerja untuk mencari biaya untuk kamu sekolah .Ternyata Asri masih saja
berdiri disamping jendela tanpa sengaja pun Asri mendengarkan pembicaraan Vania
dengan ibunya, dan airmatanya sudah tidak bisa tebendung lagi mendengar cerita
kehidupan Vania akan tetapi Asri belum tau apa pekerjaan Vania selama ini.
TERAJUTNYA JALINAN KASIH
Di sebuah desa yang nyaman, indahnya
panorama pemandangan alam terlihat bentangan petakan-petakan sawah dengan
tanaman padi yang menguning, laksana lintaan kalung emas yang melingkar di
leher bidadari dari kayangan, terlihat juga para penuntut ilmu yang berjalan beriringan dengan
canda riangnya menjadikan suasana pagi di desa anjani semakin terasa hidup dan
termakna.
Sambil menikmati secangkir kopi yang
di iringi oleh harumnya bunga melati yang bermekaran di halaman rumahnya. Andi
duduk menyendiri hanyut dalam lamunan merenungi perjalanan cintanya yang begitu pupus oleh ganasnya
topan dan badai. “Assalamualaekum”Waalaikum salam”. Sambut Andi , tersentak
“sini duduk” ada apa” nih nganter
undangan”jawab Pemuda yang menganter
undangan itu “Makasih”, Sama-sama” balas pemuda tadi kemudian langsung
pergi.
Tanpa berfikir panjang Andi langsung
mengambil ponsel dan menekan nomer yang
bertuliskan nama Tiya, sosok gadis yang
benar-benar sangat di sayanginya, meski sekarang posisi hubungan mereka sedang
retak, namun di dalam hati Andi kekokohan jalinan Cinta kasih itu sangat terasa
masih kokoh di dalam sukmanya, “Assalamualaikum Dek, bisa ngak besok temenin
kakak menghadiri acara resepsi” kata Andi tanpa basa basi, “Waalaikum salam bisa. jawab Tiya singkat.
Seiring tengelamnya rembulan, mentaripun
muncul dengan senyumanya yang terasa menghangatkan. alam sebagai pertanda datangny pagi, Andi langsung melaju sepeda motornya menuju sebuah
kos tempat Tiya tinggal. Sesampainya
disana, Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya, suasana dinginpun menyelimuti
dua insan yang sama-sama memendam gelora
rasa yag tak mampu terucap oleh kata.
Disela-sela hujan yang lebat Andi dan Tiya duduk berdua sambil bercanda “
rasa kasih sayang ini semakin sangat
terasa di daam aliran darahku Dek” ucap Andi, yang di sambut oleh seribu
diamnya Tiya, Andi memaklumi itu memang
gayanya Tiya.
Tak lama hujanpun mulai reda, Andi langsung mengajak
Yiya menuju lokasi acara resepsi
temanya, mereka berdua tidak lama di sana, selesai menikmati hidangan Andi
langsung beranjak, mengajak Tiya menuju sebuah tempat yang bernama lembah Hijau. Yang salah satu tempat
pariwisata.
Andi berjalan sambil memegang jemari
tangan Tiya menuju sebuah danau yang terlihat tenang dengan bermacam-macam ikan
di dalamnya, “kita duduk disana yok Dek” Ajak Andi sambil menunjuk sebuah
tempat bersinggahan yang posisinya persis di pinggir danau. Tiya mengikuti langkah Andi.
Disanalah
Andi menumpahkan semua isi hati dan perasaannya selama mereka berpisah.
Disanalah
Andi menumpahkan semua isi hati dan
Perasaanya
selama mereka berpisah.
Bunga-bunga ikut menyaksikan
ungkapan yang tulus terlontar dari bibir Andi yang mendapat sambutan hangat dari
Tiya, lembah hijau adalah saksi biru
terajutnya Cinta dan kasih antara dua insan
yang sebenrnya sama –sama masih sangat
saling menyayangi.
Andi menggengam tangan Tiya sambil
berjalan-jalan mengitari taman yang ada disana. “Tangan ini takkan ku
lepas lagi” itulah torehan yang ada
didalam hatinya.
Selami jiwaku yang terdalam
Namun setetespun ketenangan
Tidak ku temukan
Meski semua mata sudah terpejam
Di bawah langit yang tak terbintang
Ku tatap langit, gerimis tak ku
pedulikan
Kuingiin menatap wajah mendengar
suara
Semua ketenangan ku
Dan melihat senyum dari bibirnya
yang imut.
Ternyata......
Ada padanya.
Itulah
ungkapan perasaan Andi terhadap
Kekasih hatinya
yang tidak lain adalah Tiya dan setelah itu
Langsung
mengantarkan Tiya ke kosnya dengan
Membawa
senyum kebahagiaan yang ngak
Kan
bisa diukur besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar